Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 25 Mei 2025 | 13:23 WIB
Salah satu pengawas Insinerator sedang membakar sampah residu. (dok.Istimewa)

Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup, Supriyanto, menuturkan bahwa jumlah bank sampah di Kota Yogyakarta terus meningkat.

"Saat ini terdapat 701 bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Yogyakarta. Kami terus berupaya memfasilitasi dan mendorong kolaborasi antar tokoh dan pengelola bank sampah agar pengelolaan dapat berjalan lancar," ucap Supriyanto.

Ia menambahkan, keberhasilan pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada sistem yang dibangun pemerintah semata.

Melainkan butuh peran aktif dari warga untuk hal itu bisa berhasil.

Baca Juga: Demi Antar Jemput Pacar, Pemuda Jogja Nekat Curi Motor, Kisah Cinta Berujung Jeruji Besi

"Mau sehebat apa pun sistem pengelolaannya, akan sulit jika warga tidak memilah dan mengolah sampahnya sendiri," tandasnya.

Prinsip 3R, Reduce, Reuse dan Recycle merupakan hal dasar yang terus dikampanyekan dan perlu diperhatikan oleh seluruh masyarakat.

"Kita semua punya tanggung jawab untuk mengurangi timbulan sampah demi lingkungan yang lebih bersih dan sehat," tegasnya.

Seperti diketahui, Kota Yogyakarta menghasilkan sekitar 250 ton sampah setiap harinya.

Dari jumlah tersebut, sekitar 200 ton berhasil dikelola melalui berbagai metode, seperti bank sampah dan program biopori "Organikkan Jogja".

Baca Juga: Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW

Namun, masih terdapat sekitar 50 ton sampah yang belum tertangani secara optimal dan disimpan sementara di depo atau Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Sejak 1 Maret 2025, Pemkot Yogyakarta memberlakukan kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah dengan sistem transporter.

Masyarakat tidak lagi diperbolehkan membuang sampah langsung ke depo; hanya penggerobak resmi yang dapat melakukannya.

Load More