- Manuskrip sejarah sejak Sri Sultan HB 2 yang berada di British Library diminta kembali ke Indonesia
- Trah HB II meminta Pemerintah Prabowo-Gibran untuk berupaya mengembalikan
- Manuskrip tersebut memiliki nilai sejarah penting
SuaraJogja.id - Trah Sri Sultan Hamengkubuwono II (HB II) menilai pemerintah lamban dan tidak serius dalam upaya pengembalian atau claiming aset-aset bersejarah yang dirampas Inggris saat peristiwa Geger Sepehi 1812.
Kritik ini disampaikan bertepatan dengan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika, Fajar Bagoes Poetranto, menyebut diplomasi untuk mengembalikan manuskrip sebenarnya sudah terbuka lebar.
Namun pemerintah, terkhusus Kementerian Kebudayaan, belum memanfaatkan peluang tersebut.
Hal itu terlihat dari komunikasi yang dijalin antara Yayasan Vasatii Socaning Lokika dan British Library.
Hasilnya British Library sudah memberikan akses terbuka dan menyerahkan 482 metadata manuskrip digital.
Termasuk 120 manuskrip serta 75 manuskrip Jawa yang berasal dari peristiwa Geger Sepehi 1812.
"Pencapaian ini bukti bahwa negosiasi internasional bukanlah hal mustahil. Pemerintah dan Keraton seharusnya bisa lebih serius menindaklanjuti," tegas Fajar, dikutip Rabu (22/10/2025).
Fajar secara tegas menilai kinerja Menteri Kebudayaan Fadli Zon masih sebatas wacana tanpa langkah konkret. Ia meminta Presiden Prabowo mengevaluasi kementerian tersebut.
"Kami berharap Pemerintahan Prabowo Subianto segera mengevaluasi kinerja Kementerian Kebudayaan atau Menbud Fadli Zon, agar benar-benar serius melakukan upaya pengembalian aset-aset Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dirampas secara paksa oleh Inggris pada tahun 1812," tegasnya.
Sementara itu, perwakilan Konsorsium Nusantaram Eva Raksamahe, Stev. Agung Budyawan, turut menyoroti sikap pasif pemerintah.
Ia mendesak agar pemerintah dan Keraton Yogyakarta memberi dukungan penuh pada inisiatif Trah Sultan HB II ini
"Pemerintah dan Keraton Yogyakarta harus mendukung upaya yang telah dilakukan Yayasan Vasatii Socaning Lokika yang sudah berjalan dengan Inggris, khususnya British Library," ujar Agung.
Ia menekankan perlunya kolaborasi antara lembaga negara, Keraton, dan Trah Sultan HB II untuk memperkuat posisi diplomasi dan memastikan keberlanjutan program alih aksara naskah kuno.
Lebih jauh, Agung menyebut Trah Sultan HB II berharap pemerintah mendirikan Scriptorium Center di Yogyakarta sebagai pusat kajian dan pengembangan naskah kuno.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Polisi Usut Insiden Kentongan Maut yang Tewaskan Bocah di Kulon Progo: Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Jelang PSIM vs Dewa United: Van Gastel Soroti Dua Masalah Krusial dan Waspadai Ketangguhan Tim Tamu
-
Aman & Tertib? Polda DIY Klaim 18 Unjuk Rasa di Oktober Berjalan Lancar, Ini Faktanya
-
Dari Wayang hingga Seni Kontemporer: Biennale Jogja 2025 Siap Gebrak Yogyakarta
-
1 Tahun Prabowo-Gibran, Trah HB II Kritik Keras: Pemerintah Lamban Kembalikan Manuskrip Rampasan Geger Sepehi