- BNNP DIY menetapkan Kabupaten Sleman sebagai pusat kerawanan narkoba tertinggi karena banyaknya kampus dan indekos yang menjadi target peredaran.
- Sebanyak 80 persen transaksi narkoba di wilayah tersebut kini memanfaatkan media sosial, khususnya Instagram, untuk pengiriman lintas pulau.
- DIY berada di peringkat kelima nasional dengan prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 2,3 persen, didominasi usia produktif pelajar/mahasiswa.
SuaraJogja.id - Di balik citranya yang damai sebagai jantung pendidikan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyimpan sisi kelam yang mengkhawatirkan.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY secara tegas menyorot Kabupaten Sleman sebagai 'sarang' atau pusat kerawanan penyalahgunaan narkoba, merusak status 'Kota Pelajar' yang selama ini melekat.
Ironisnya, faktor utama yang menjadikan Sleman zona merah justru adalah denyut nadi pendidikannya.
Keberadaan puluhan kampus dan ribuan indekos yang menampung mahasiswa dari seluruh Indonesia menjadi ladang subur bagi para pengedar untuk menyebarkan racunnya.
Penyidik Madya BNNP DIY, Kombes Pol. Ventie Bernard Musak, membenarkan temuan mengkhawatirkan ini.
Menurutnya, pemetaan BNNP menempatkan Sleman di urutan pertama, jauh mengungguli Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta dalam hal kerawanan narkotika.
"Kalau untuk saat ini, memang DIY itu kan yang paling tinggi memang Sleman," ujar Ventie dikutip dari ANTARA di Yogyakarta, Jumat (14/11/2025).
Jaringan peredaran gelap ini tidak lagi bergerak konvensional. Era digital telah dimanfaatkan sepenuhnya, mengubah cara narkoba berpindah tangan.
Bernard mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa sekitar 80 persen transaksi narkoba yang mereka tangani kini terjadi melalui media sosial, dengan Instagram menjadi platform utama.
Baca Juga: Korban Jiwa Kecelakaan Kereta di Prambanan Bertambah, Bayi Meninggal Setelah Dirawat Intensif
Melalui akun-akun tersembunyi, para mahasiswa dengan mudah memesan narkotika lintas pulau. Pola ini membuat pelacakan menjadi lebih sulit, karena barang dikirim dalam jumlah kecil untuk konsumsi pribadi, sering kali dengan dalih 'coba-coba'.
"Kemarin anak-anak muda yang diamankan itu memesan ganja dari Papua. Ada juga ganja dari Sumatra. Mereka biasanya sudah punya komunitas pengguna tersendiri," beber Bernard.
Jenis narkoba yang beredar pun beragam. Ganja dan sabu masih menjadi primadona di kalangan mahasiswa.
Namun, ancaman juga datang dari psikotropika lokal yang lebih murah seperti pil sapi dan Yarindo (pil koplo), serta penyalahgunaan obat resep macam Reklona, Alprazolam, dan Tramadol yang didapat secara ilegal.
"Di sini ada beberapa penyalahguna yang menggunakan psikotropika yang lokalan," tambah Bernard.
Skala masalah ini tercermin dalam data nasional. DIY kini menduduki peringkat kelima sebagai provinsi dengan prevalensi penyalahgunaan narkoba tertinggi di Indonesia, mencapai 2,3 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Empati Bencana Sumatera, Pemkab Sleman Imbau Warga Rayakan Tahun Baru Tanpa Kembang Api
-
Ini Tarif Parkir di Kota Jogja saat Libur Nataru, Simak Penjelasan Lengkapnya
-
Ironi Ketika Satu Indonesia ke Jogja, 150 Ton Sampah Warnai Libur Akhir Tahun
-
Bangkitnya Ponpes Darul Mukhlisin: Dari Terjangan Banjir hingga Harapan Baru Bersama Kementerian PU
-
BRI Komitmen Berdayakan Komunitas dan Raih Penghargaan Impactful Grassroots Economic Empowerment