-
Pukul empat pagi, seorang ibu meninggalkan rumah sebelum anak terbangun.
-
Di balik setir, tangisnya tumpah sebelum kembali menjadi ibu.
- Ini cerita-cerita ibu yang bekerja atau working mom di Jogja dan segala suka dukanya.
Jarak juga menjadi ujian tersendiri. Suaminya merantau ke Jakarta untuk bekerja, membuat mereka harus menjalani hubungan jarak jauh. Selama enam tahun menikah, Hartatik tak pernah LDR. “Kasih semangat iya, cuma LDR itu aja yang berat banget. Sekalinya langsung jauh,” katanya.
Di Jogja, ia bertahan bersama mertuanya, mengandalkan dukungan keluarga untuk menjaga keseimbangan hidupnya.
Di tengah semua tantangan itu, anak justru menjadi sumber kekuatan terbesarnya. “Kekuatan terbesar tetap anak sih. Anak bisa sekolah, bisa sukses, tumbuh besar, sehat, itu kekuatan terbesar,” ujar Hartatik menerawang langit-langit, air mengambang di ujung matanya,
Ia bersyukur bekerja di lingkungan yang cukup memahami kondisinya sebagai ibu. Jika ada keperluan sekolah anak, rapat orang tua murid, atau acara sekolah, Hartatik diperbolehkan untuk mengajukan penyesuaian jadwal kerja. Fleksibilitas itu menjadi ruang kecil yang membuatnya tetap bisa hadir dalam fase tumbuh kembang anak.
Bagi Hartatik, kunci bertahan adalah fokus dan rasa syukur. Ia berusaha memisahkan urusan rumah dan pekerjaan. “Kalau ada pekerjaan di rumah jangan dibawa ke pekerjaan. Kalau masalah di pekerjaan jangan dibawa ke rumah,” katanya. Baginya, bekerja keras adalah jalan yang harus dijalani, tanpa melupakan rasa syukur atas apa yang dimiliki.
Selain di pos satpam, perjuangan working mom juga datang dari ruang Human Resource hotel. Frizca , Manager HR sebuah Artotel Yogyakarta, juga seorang ibu bekerja.
Baginya, menjadi karyawan sekaligus ibu bukanlah proses instan. “Menjadi seorang pekerja sekaligus sebagai ibu itu nggak serta-merta langsung dapat ritmenya,” katanya.
Menurut Frizca, lingkungan kerja sangat menentukan bagaimana seorang working mom bisa bertahan. Selama 12 tahun berkarier di dunia perhotelan, ia merasakan bahwa tempat kerjanya saat ini cukup akomodatif.
“Apapun yang kaitannya dengan kebutuhan keluarga, terutama anak, hampir tidak pernah ditolak izinnya. Dan itu juga yang kami terapkan ke staf-staf lain,” ujarnya.
Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Ibu, Menyentuh dan Bikin Haru
Ia menegaskan, izin yang bersifat urusan keluarga tidak pernah dipersulit. Namun di luar kebijakan perusahaan, ada kesiapan mental yang harus dimiliki seorang ibu bekerja. Frizca menolak narasi yang mempertentangkan ibu bekerja dan ibu rumah tangga. “Semua ibu harus divalidasi. Tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang lebih buruk,” katanya.
Bagi Frizca, memilih bekerja berarti memilih konsekuensi. Ia kerap lembur, terutama saat periode laporan atau peak season hotel. Kondisi itu selalu ia komunikasikan dengan suami.
“Kita harus pastikan ada yang in charge ke anak,” ujarnya. Komunikasi menjadi kunci agar peran di rumah dan kantor bisa tetap berjalan.
Di rumah, Frizca berusaha hadir sepenuhnya. “Mengisi tangki cinta anak itu harus full dulu sebelum kita pergi,” katanya. Ponsel disingkirkan, kebutuhan personal dikesampingkan. Me time baginya kini memiliki arti berbeda. “Me time saya bersama anak,” ujarnya.
Ia juga tak menampik komentar masyarakat yang kerap menyudutkan working mom. Tentang pulang malam, tentang anak yang dianggap kurang perhatian.
“Itu menyakiti hati banget,” katanya. Menurut Friska, working mom tetap mengurus anak, hanya saja waktu dan metodenya yang berbeda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!
-
Punggung Ibu, Punggung Keluarga: Kisah Buruh Gendong Menggendong Asa di Jantung Pasar Beringharjo
-
Ada Ibu yang Tetap Bertahan di Balik Seragam dan Shift Panjang, Kerasnya Jadi Working Mom di Jogja