SuaraJogja.id - Sejumlah bencana hidrometeorologi terjadi di beberapa daerah di DIY akibat hujan lebat disertai angin kencang belakangan ini. Untuk menangani dampaknya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pos anggaran tak terduga sebesar Rp14 miliar.
"Dana tak terduga tahun 2020 naik, ada Rp14 miliar, dari tahun 2019, yang sebesar Rp10 miliar," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana di Yogyakarta, Selasa (7/1/2020).
Menurut Biwara, dana itu belum termasuk alokasi dana di BPBD kabupaten/kota untuk penanganan dampak bencana.
Ia menjelaskan, dalam kondisi tanggap darurat, dana tak terduga tersebut dapat digunakan untuk penyediaan kebutuhan logistik, evakuasi, hingga pemulihan fasilitas publik yang rusak akibat bencana.
Baca Juga:Bunuh Warga di Belakang Polsek, Dua Pencuri Didor Polisi saat Ditangkap
Dikutip dari Antara, ia mengatakan, "Kalau masih belum ada kondisi kedaruratan ya kita gunakan dana reguler saja."
Di samping itu, Biwara menambahkan, bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi, mengingat prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa selama sepekan ini wilayah DIY akan diliputi cuaca ekstrem.
BPBD DIY pun telah membuka Posko Siaga Bencana, yang siap menerima aduan masyarakat selama 24 jam.
Di tingkat kabupaten/kota juga didirikan pos pengamatan bencana longsor. Seperti di Bantul, sudah ada 10 pos pengamatan di kawasan rawan longsor.
"BPBD Gunungkidul juga mendirikan Destana [Desa Tangguh Bencana], termasuk di wilayah rawan longsor di Kulon Progo," ujar Biwara.
Baca Juga:Reynhard Sinaga Coreng Nama Universitas Indonesia, UI: Kami Prihatin