Alami Gempa Jogja 2006, Alitt Trauma Ada Dentuman Misterius

Dentuman misterius muncul setelah Gunung Anak Krakatau meletus pada Jumat (10/4/2020) sekitar 22.35 WIB.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Sabtu, 11 April 2020 | 17:11 WIB
Alami Gempa Jogja 2006, Alitt Trauma Ada Dentuman Misterius
Letusan Gunung Anak Krakatau. (Dok: PVMBG)

SuaraJogja.id - Spekulasi terhadap dentuman misterius pada Sabtu (11/4/2020) dini hari tadi banyak yang mengarah pada erupsi Gunung Anak Krakatau. Namun hingga kini para pakar menampiknya dan belum bisa memastikan sumbernya. Yang jelas, suara keras itu membuat khawatir banyak orang, termasuk Alitt Susanto.

Penulis yang memiliki nama beken Shitlicious ini mengaku memiliki trauma terhadap dentuman keras seperti semalam. Begitu mendengar suara tersebut, ingatannya seakan kembali pada memori kelam di 2006, tepatnya pada 27 Mei, saat Yogyakarta mengalami gempa bumi tektonik berkekuatan 6,2 pada skala Richter dan menelan lebih dari enam ribu korban jiwa.

Pengalamannya dengan suara dentuman itu ia sampaikan di Twitter, Sabtu dini hari. Dalam cuitannya, pria yang pernah menempuh perkuliahan di Yogyakarta itu menyebut Gempa Jogja 2006 dalam cuitannya.

Alitt Susanto trauma dengan dentuman keras - (Twitter/@shitlicious)
Alitt Susanto trauma dengan dentuman keras - (Twitter/@shitlicious)

Ia lantas berharap supaya tak ada bencana yang menyusul pandemi corona di 2020 ini. Terlebih, saat ini virus yang menyebabkan penyakit COVID-19 itu masih menjangkiti banyak orang di Indonesia, bahkan seluruh dunia.

Baca Juga:Diingatkan Agar Pakai Masker, Pasien Ini Malah Tampar Pelayan

"Sebagai orang yang ngalamin gempa Jogja 2006, aku trauma dengan suara dentuman enggak jelas kayak tadi. Semoga enggak ada hal yang membahayakan lah ya. Covid-19 aja udah bikin kalang kabut. Bismillah.. semua segera membaik, agar kita bisa menata hidup. Tidur yuk! Biar enggak kesiangan nganggurnya," kicau akun resmi @shitlicious.

Gunung Anak Krakatau meletus pada Jumat (10/4/2020) sekitar 22.35 WIB. Bahkan hingga Sabtu pagi ini, letusannya dilaporkan masih terus terjadi. Petugas Pos Pantau GAK Lampung Andi Suandi mengatakan, status Gunung Anak Krakatau hingga kini masih berstatus Level II atau waspada, dengan konsekuensi, warga tidak boleh mendekat dalam radius dua kilometer.

Letusan Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda tersebut membentuk kolom abu berketinggian mencapai 500 meter dari puncak gunung atau 657 meter di atas permukaan laut. Pada dini hari setelah gunung meletus, suara dentuman misterius mengegerkan sejumlah warga di wilayah Jabodetabek, Sabtu dini hari.

Banyak warga menduga itu berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Bahkan, banyak pula dari mereka yang membagikan video saat dentuman yang mampu menggetarkan jendela rumah itu muncul. Meski begitu, PVMBG menyebut suara dentuman yang ramai dibahas di media sosial bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

"Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga:Muncul Akun Erick Thohir for President, Menteri BUMN: Bukan Punya Saya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak