SuaraJogja.id - Pasien COVID-19 yang sudah sembuh, menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, masih bisa terinfeksi kembali apabila kondisi imunitas lemah akibat tidak menjaga kebugaran. Dinkes Bantul menyebutkan, kasus reinfeksi virus corona ini sudah terjadi di wilayahnya.
"Beberapa hal untuk mencegah penularan terutama tidak berkerumun, selalu jaga jarak dan pakai masker, imunitas selalu ditingkatkan dengan menjaga gizi seimbang dan kebugaran tubuh, karena disinyalir juga tidak menjamin tidak terjadi reinfeksi," kata Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja di Bantul, Selasa (19/5/2020).
Dia mengatakan hal itu karena di Bantul sudah ada satu-dua kasus terjadi reinfeksi virus corona. Dilansir ANTARA, artinya, pasien yang sudah pernah sembuh ternyata bisa kembali terkena COVID-19 dan dinyatakan positif lagi.
"Artinya tidak ada jaminan bahwa semua sudah aman dari COVID-19 meskipun pernah terinfeksi dan kemudian dinyatakan sembuh, memang seharusnya kalau sudah ada kesembuhan dari COVID-19 sudah terjadi kekebalan alami, atau pembentukan antibodi yang bisa melawan virus," katanya.
Baca Juga:Jadi Bintang Tamu Pesbukers, Menpora Ajak Masyarakat Ikut Senam SAH
Oleh karena itu, lanjut Agus, semua tergantung dari kondisi kesehatan tubuh pasien pada saat terpapar COVID-19.
"Sehingga kebugaran dan menghindari supaya tidak terjadi keterpaparan virus COVID-19 menjadi hal yang sangat penting," jelasnya.
Agus mengungkapkan, terkait perkembangan kasus COVID-19 di Bantul per 18 Mei, total jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 874 orang, dan yang masih dilakukan pemantauan saat ini sebanyak 245 orang, kemudian total pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 304 orang, dengan masih dirawat 29 orang.
Sedangkan, total pasien konfirmasi positif terpapar COVID-19 di Bantul sejak awal sampai 18 Mei sebanyak 53 orang, dinyatakan sembuh 17 orang, dan meninggal dua orang, sehingga pasien yang masih dirawat 34 orang di berbagai rumah sakit yang ada di Bantul maupun DIY.
"Angka kematian terhadap kasus COVID-19 di Bantul sampai saat ini sebesar 3,77 persen, dan ini lebih tinggi dari angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) yang selama ini menjadi momok kita bersama, angka kematian DBD hanya 0,3 persen," tutur Agus.
Baca Juga:5 Potret Prilly Latuconsina Bagi Menu Buka Puasa di Jalanan
Dirinya berujar, di Bantul masih terjadi penularan virus COVID-19 di antara masyarakat dan terbukti setiap hari di Bantul selalu ada konfirmasi kasus positif baru dari pasien yang ada di beberapa rumah sakit yang menangani COVID-19.