Ketua Ponpes Waria Al-Fatah, Shinta Ratri menerangkan ponpes yang dia kelola difungsikan untuk transpuan yang ketika beribadah mendapat perlakuan yang berbeda di warga tempatnya tinggal.
"Kami masih memiliki hal yang wajib kami lakukan yaitu beribadah sesuai keyakinaan yang kami anut. Contoh teman-teman yang muslim, jika dia beribadah mungkin tak merasa nyaman karena dilihat berbeda. Maka dari itu ketika mereka di sini kami fasilitasi dan silahkan ketika mereka salat menggunakan mukena," terang Shinta.
Selama pandemi ini aktivitas dan pengajian dilakukan dengan daring. Setiap Minggu dan Senin secara bergantian 42 santri mengikuti kajian online dan membaca Alquran dan Iqro.
"Saat ini memang dibatasi untuk berkumpul. Jadi aktivitas dilakukan secara daring. Mungkin Juli atau Agustus depan ponpes dibuka kembali, tapi tetap mengikuti anjuran pemerintah," tambah dia.
Baca Juga:Jelang Kembalinya Santri ke Ponpes, Pemkab Jember Siapkan 50 Ribu Rapid Tes