SuaraJogja.id - Seorang wanita pemilik akun twitter @BalqisRrzq membuat hebih warganet setelah membagikan tulisan yang mengatakan bahwa selama ini rumah sakit merekayasa pasien covid-19 untuk mendapatkan bantuan senilai Rp 350 juta.
Dalam unggahannya terseut ia mencantumkan foto percakapan ayahnya dalam grup WhatsApp keluarga. Ia menulsikan bahwa ayahnya merupakan salah satu pasien covid-19 yang tengah dirawat. Namun, setelah tiga minggu hasil laboratorium tak kunjung keluar, sang ayah meminta untuk isolasi mandiri di rumahtap tidak diijinkan.
Tuduh rumah sakit merekayasa pasien covid-19 dan mengeluhkan pelayanan rumah sakit tempat ayahnya dirawat, perempuan bernama Balqis tersebut mengundang beragam komentar warganet. Salah satunya adalah anggota Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Anjari.
Anjari turut membagikan tanggapannya, melalui akun Twitter @anjarisme. Ia mengatakan bahwa pernyataan tersebut berdasarkan pada hasil klarifikasi kepada Balqis dan pihak rumah sakit. Terdapat dua hal yang diklarifikasi terkait unggahan Balqis.
Baca Juga:Gara-gara Corona, Polres Kendari Kewalahan Atur Tahanan di Penjara
"1. Keluhan pelayanan kesehatan di RS Wiyung Sejahtera Surabaya yang menurut pengakuan sdr Balqis adalah ayahnya," tulis akun @anjarisme.
Kedua, Anjari mengklarifikasi tuduhan terhadap rumah sakit yang menyatakan Rs Wiyung merekayasa hasil positif untuk bantuan Rp 200 juta, sementara untuk pasien meninggal Rp 350 juta. Kemudian, pasien yang masuk ke Rs Siloam dan Rs Mayapada pasti mati karena disuntik mati untuk mendapatkan bantuan senilai Rp 350 juta.
Balqis juga menuduh pemerintah juga dituduh menargetkan 70 juta jiwa rakyatnya meninggal akibat covid-19. Setiap ambulan mendapatkan jatah Rp 15 juta untuk setiap jenazah yang diantar. Dimana Rp 9 juta diantaranya untuk supir ambulan dan sisanya untuk rumah sakit.
"Sampai laporan ini disusun, yang bersangkutan menyampaikan bahwa tuduhan terhadap RS Wiyung, RS Siloam dan RS Mayapada yg 'mengcovidkan pasien dengan tujuan uang bantuan ratusan juta' didasarkan pada 'hanya dapat dari hasil teman ayah saya yg katanya org dinkes'," tulis Anjari, ia mengatakan melalukakan komunikasi dengan Balqis melalui pesan langsung di Twitter.
Anjari menuliskan bahwa Balqis tidak bisa menunjukkan bukti apapun mengenai tuduhan yang diberikan. Tuduhan itu didasarkan pada informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan baik isi maupu sumbernya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil rapat PERSI Pusat, PERSI Jatim, BPRS Jatim, RS Wiyung dan RS Siloam Senin (20/7/2020).
"Terhadap keluhan pelayanan, saudari Balqis menuduh RS Wiyung Sejahtera Surbaya bersikukuh menjadi status positif covid-19 terhadap pasien (Ayahnya). Menurut penjelasan RS Wiyung berdasarkan pemeriksaan laboratorium swab pasien H (49 thn) hasilnya positif," imbuh Anjari.
Baca Juga:Ganjar Pranowo: Covid-19 Telah Telanjangi Ketidaksiapan Kita
Anjari meminta Balqis untuk ssegera melakuka pelurusan informasi melalui media sosial dan menyampaikan permintaan maaf kepada tiga rumah sakit yang dirugikan dan kepada masyarat atas informasi yang tidak benar dan menyesatkan.
- 1
- 2