Tak Sesuai Cagar Budaya, Bangunan SMA 3 dan SMA Stece Jogja Dibongkar

"Perbaikan bukan untuk merusak, tapi mengembalikan fungsi cagar budaya," tandasnya.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 03 September 2020 | 16:36 WIB
Tak Sesuai Cagar Budaya, Bangunan SMA 3 dan SMA Stece Jogja Dibongkar
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (3/9/2020). - (SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Beberapa bangunan di SMAN 3 dan SMA Stella Duce 1 (Stece) Yogyakarta rencananya akan dibongkar pada minggu ketiga September 2020 mendatang. Pembongkaran dilakukan karena ada bangunan di dua sekolah tersebut yang tidak sesuai dengan konsep bangunan asli cagar budaya.

Gedung yang dibongkar di SMAN 3 akan dibangun Grha Padmanaba tanpa merusak bangunan cagar budaya yang sudah ada. Sedangkan di SMA Stece hanya dikembalikan dalam bentuk bangunan asli.

"Kenapa kami harus bongkar? Karena bangunan di SMAN 3 dan Stece berada di kawasan cagar budaya kota Yogyakarta," ungkap Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (3/9/2020).

Menurut Haryadi, pembongkaran perlu dilakukan secara hati-hari agar tidak merusak bangunan cagar budaya yang ada, tetapi tetap memperhatikan fungsi sekolah secara modern.

Baca Juga:Rumah Kuno Berumur 200 Tahun di Bangka Roboh, Pemilik: Termakan Usia

Di SMAN 3 misalnya, Grha Padmanab dibangun dengan konsep arsitektur kolonial hindist atau kolonial Belanda. Bangunan baru pengganti sisi barat ini diharapkan memperkuat citra Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan.

"Bangunan nanti digunakan ya untuk sekolah, laboratorium, ruang IT, ada ruang pertemuan. Perbaikan bukan untuk merusak, tapi mengembalikan fungsi cagar budaya," tandasnya.

Haryadi menambahkan, pembangunan Grha Padmanaba rencananya akan selesai sekitar satu tahun ke depan. Pembangunan gedung itu dibiayai dari keluarga besar alumni sebesar Rp15 miliar. Sedangkan pembangunan kembali SMA Stece dilakukan oleh Yayasan Tarakanita.

Meski ada pembangunan, Haryadi berharap, nantinya pekerjaan tidak akan menganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Selain itu, pihak sekolah harus memastikan pembangunan dilakukan hingga selesai.

"Jangan sampai di tengah-tengah [pembangunan] nanti macet. Donasi kurang, kan kasihan," imbuhnya.

Baca Juga:Ada Temuan Baru Lagi di Situs Peninggalan Belanda di Kota Bekasi

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini