Jakarta PSBB, Gelombang Pemudik Mulai Masuki Gunungkidul

"Kami tidak bisa membendung sama sekali," ujar Badingah.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Kamis, 17 September 2020 | 06:20 WIB
Jakarta PSBB, Gelombang Pemudik Mulai Masuki Gunungkidul
Ilustrasi mudik karena dampak corona atau Covid-19. [Antara]

SuaraJogja.id - Meskipun belum sepekan DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tetapi sudah ada 13.000 pemudik datang ke Gunungkidul.

Pemkab sendiri mengaku tidak bisa membendung laju pemudik masuk ke wilayah mereka.

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, sejak awal Pandemi Covid-19 melanda, pihaknya telah mewajibkan semua pemudik untuk melapor ke pemerintah kalurahan.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pemerintah desa untuk mencatat setiap pergerakan warganya.

Baca Juga:Dampak PSBB, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di Bawah -2,1 Persen

Badingah pun mengungkapkan pantauan Sistem Informasi Desa (SID) yang ada di setiap kalurahan.

Secara otomatis, kata dia, pemudik yang datang wajib memberikan informasi kepada pamong kalurahan, yang kemudian diinput melalui SID.

"Pergerakan pemudik tetap terpantau," ujarnya dalam apel siaga persiapan Pilkada, Rabu (16/9/2020).

Ia mengakui, arus mudik saat ini tidak terbendung, dan Pemkab sendiri tidak bisa menolak karena memang tidak ada dasar hukum untuk menolaknya.

Selain itu idak ada cara lain mencegah meningkatnya jumlah pemudik ini. Pihaknya hanya bisa menghadapi situasi ini dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin.

Baca Juga:Belum Ada Penyekatan, Kendaraan Masih Bisa Keluar-Masuk Jakarta-Jabar

Saat ini, pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Forkompinda dan mewajibkan pemudik untuk melaksanakan karantina mandiri terlebih dahulu selama 14 hari.

Jika sudah 14 hari dan tidak menunjukkan gejala Covid-19,  maka pemudik diperbolehkan untuk bergaul dengan tetangganya.

"Kami tidak bisa membendung sama sekali," ujar Badingah.

Sementara itu, Kepala UPT Terminal Semin Nur Wijaya mengatakan, tidak ada peningkatan jumlah pendatang yang masuk melalui terminalTSemin. Setiap harinya, penumpang yang turun ke Terminal Semin hanya berjumlah belasan.

"Kalau keberangkatan sangat berkurang, yang tadinya 13, 15, sekarang setiap harinya belum tentu ada," jelas Nur.

Dari sisi protokol kesehatan, Nur hanya mampu melakukan pengecekan, seperti kelengkapan masker bagi para penumpang, karena di UPT Terminal Semin sendiri belum ada sarana penunjang Covid-19 .

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini