HUT Ke-264 Kota Yogyakarta Dirayakan Virtual, Ini Makna Tema yang Diangkat

Tema perayaan HUT Ke-264 Kota Yogyakarta adalah Tumapak ing Jaman Anyar. Apa maknanya?

Rima Sekarani Imamun Nissa | Hiromi Kyuna
Rabu, 07 Oktober 2020 | 21:59 WIB
HUT Ke-264 Kota Yogyakarta Dirayakan Virtual, Ini Makna Tema yang Diangkat
Suasana perayaan pergantian tahun baru 2020 di Tugu Jogja, Rabu (1/1/2020). [Kintan Sekarwangi / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - HUT Ke-264 Kota Yogyakarta dirayakan secara virtual lewat acara bertajuk "Jogja Cross Culture", Rabu (7/10/2020) malam.

Acara ulang tahun Kota Yogyakarta tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dan via akun Instagram @jogjacrosscultre.

Perayaan tahun ini dilakukan secara virtual lantaran pandemi Covid-19 yang belum memungkinkan untuk menggelar acara besar-besaran di ruang publik.

Tema yang diangkat pada perayaan kali ini adalah "Tumapak ing Jaman Anyar" yang berarti berpijak di jaman baru. Hal ini berkaitan dengan jaman yang terus berkembang. Kota Yogyakarta ingin tetap bisa mengikuti perubahan jaman dengan dinamis tanpa melupakan budaya.

Baca Juga:Restoran Mahkota Tiongsan di Yogyakarta, Jual Mi Kakap Segede Gaban!

Sri Sultan Hamengku Buwono X (YouTube DINAS KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA)
Sri Sultan Hamengku Buwono X (YouTube DINAS KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA)

Tak dipungkiri jika seni dan budaya menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Tiak hanya dalam kehidupan bermasyarakat, tapi juga ranah pemerintahan. Budaya sebagai bagian dari peradaban memang diharapkan mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Dalam sambutannya, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyebutkan jika Pemerintah Kota Yogyakarta menggalakkan Segoro Amarto, yaitu semangat gotong royong agawe majune Ngayogyakarto.

Adanya Segoro Amarto dilatarbelakangi kesenjangan sosial yang masih terasa di kampung-kampung Yogyakarta.

Semangat gotong royong sendiri dijelaskan memiliki empat pilar yakni disiplin, peduli, gotong-royong, dan kemandirian. Disiplin sebagai pilar pertama dikatakan memegang peranan utama dalam membangun karakter masyarakat.

Sri Sultan HB X juga menyebutkan program andalan lain yang akan dijalankan Kota Yogyakarta, yaitu "Gandhes Luwes". Menurutnya, program ini akan membumikan budaya ke dalam tata laku masyarakat.

Baca Juga:HUT Ke-264 Kota Yogyakarta, Begini Sejarah Singkatnya

Program ini diharapkan dapat membuat seluruh masyarakat yang ada di Yogyakarta semakin merasa kangen dengan kota ini.

"Intinya, Gandhes Luwes akan membangun kesadaran agar atmosfer budaya dan nilai-nilai keistimewaan DIY bisa dirasakan oleh pendatang yang sedang berada di Yogyakarta," ungkap Sri Sultan HB X.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak