Viral Bule Penjual Mi Ayam di Jogja, Jatuh Bangun dengan Suami Saat Pandemi

Charlotte seharusnya kerja di Papua untuk HAM, tetapi salah satu syaratnya harus belajar bahasa Indonesia. Ia pun memutuskan untuk datang ke Jogja.

Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 22 Januari 2021 | 07:30 WIB
Viral Bule Penjual Mi Ayam di Jogja, Jatuh Bangun dengan Suami Saat Pandemi
Charlotte Peeters menyajikan mi ayam ke pelanggan di warungnya di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Belum lama ini, terdapat sebuah unggahan viral tentang seorang bule yang berjualan mi ayam di Jogja. Warung mi ayam itu berada di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman dan diberi nama Bakso Mie Ayam Telolet.

Rasa penasaran ini membawa reporter SuaraJogja.id melihat lebih dekat sekaligus mencicipi racikan mi ayam buatan bule tersebut. Warungnya tidak terlalu luas, dengan beberapa meja dan kursi yang sudah tertata rapi.

Namanya adalah Charlotte Peeters, warga negara Belanda yang lahir pada Maret 1983. Keramahan Charlotte sudah terasa saat menyambut setiap pembeli di warung tersebut. Ia, yang sudah terbilang fasih dalam menggunakan bahasa Indonesia, langsung menawari minuman sebagai pelepas dahaga di siang yang cukup terik.

"Sebelumnya kami [ia dan suami], punya usaha di bidang pariwisata, sampai sekarang pun masih, tapi belum jalan lagi. Nah, warung ini digunakan untuk tempat menginap para karyawan dulu. Namun karena sekarang tidak ada, lalu kami berpikir cara lain untuk bisa mencari pemasukan," kata Charlotte di warungnya, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga:Viral Bule di Jogja Dagang Mi Ayam, Harga Semangkok Mulai 7 Ribuan

Charlotte mengaku, sejak dulu sudah punya keinginan untuk membuka warung kuliner. Kebetulan, sang suami doyan makan bakso, dan ia sendiri suka mi ayam, maka perpaduan itu dianggap cocok.

Dari situlah awal mula keberanian membuka warung mi ayam dan bakso itu muncul hingga tepatnya pada 17 Agustus 2020, warung mi ayam dan bakso ini mulai beroperasi.

"Harga awal dulu malah cuma Rp5 ribu untuk satu porsi, tetapi sejak 1,5 bulan beroperasi, kami mulai naikin harganya menjadi mulai dari Rp7 ribu satu porsi mi ayam. Selain mi ayam, ada bakso, dicampur juga bisa. Lalu sejak sebulan lalu ada miyago atau mi ayam goreng tanpa kuah dan bumbu, yang berbeda dari mi ayam biasa," cetusnya.

Charlotte Peeters meracik mi ayam di warungnya di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Charlotte Peeters meracik mi ayam di warungnya di kawasan Jalan Moses Gatot Kaca Ruko B21, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, Kamis (21/1/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Terkait harga yang terbilang cukup terjangkau untuk kantong masyarakat, Charlotte menyebut itu bagian dari tantangan tersendiri baginya. Sebab menurutnya, yang paling penting adalah menyajikan makanan dengan harga murah dan semua orang bisa menikmati.

Namun di balik harganya yang murah itu, rasa makanan juga tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Artinya, rasa harus tetap enak untuk menciptakan suatu pengalaman yang berkesan bagi para pelanggan.

Baca Juga:Lempar Sepeda Motor ke Laut, Bule Ini Dideportasi seperti Kristen Gray

"Karena kami sendiri merasakan dampak pandemi Covid-19 ini seperti apa. Ini juga salah satu kenapa memilih mi ayam dan bakso, karena misal memilih makanan lain, belum tentu bisa kasih harga murah," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak