Kisah di Balik Minuman Hits Dawet Kemayu, Dari Iseng Kini Punya 145 Gerai

Usaha Dawet Kemayu yang dirintisnya juga sempat terdampak adanya badai pandemi Covid-19.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 25 April 2021 | 11:26 WIB
Kisah di Balik Minuman Hits Dawet Kemayu, Dari Iseng Kini Punya 145 Gerai
pemilik usaha minuman hits dawet kemayu, Retno Intansari Rahmawati. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Intan yang sudah mempunyai tim minimalis untuk mengembangkan usaha dawetnya tersebut memutuskan untuk launching atau rilis secara resmi tepatnya pada tanggal 5 Maret 2020.

Namun sayangnya, launching Dawet Kemayu tersebut harus berbarengan dengan pandemi Covid-19 di Indonesia. Bahkan tidak lama berselang, kata Intan, tanggal 15 Maret 2020 PSBB sudah mulai diberlakukan.

Kondisi tersebut membuat Intan harus memutar otak. Sebab memang semua perencanaan yang sudah disusun harus teralihkan oleh pandemi Covid-19. Maka saat itu yang terpenting adalah bisa bertahan.

Namun karena memang dari awal sebelum Dawet Kemayu ini besar seperti sekarang, Intan mengaku sudah mempersiapkan semuanya. Termasuk untuk branding produk Dawet Kemayu itu sendiri.

Baca Juga:Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 25 April 2021

Mulai dari branding yang dibuat semenarik mungkin, hingga konten di media sosial yang terus disajikan dengan baik.

"Saat itu bahkan sudah bayar konten kreator. Walaupun sebenarnya Dawet Kemayu saat itu belum menghasilkan. Cuma karena pemikiran jangka panjang, saya tahu brand ini akan menjadi besar. Maka dari awal saya sudah bikin rapi dan menarik," tuturnya.

Pandemi Covid-19 tidak dipungkiri memang memberi dampak bagi usaha Dawet Kemayu rintisan Intan tersebut. Terbukti dari 10 outlet yang langsung dibuka ketika launching hingga saat ini hanya 6 outlet rintisan tersebut yang bisa bertahan.

Ramadhan yang Membawa Berkah

Hingga tiba saatnya bulan suci Ramadhan tahun 2020 yang masih diselimuti oleh pandemi Covid-19. Intan yang berharap dapat menjajakan produk dawetnya ke masyarakat melalui bazar makanan juga terpaksa harus gigit jari.

Baca Juga:12 Warga Wadas Ditangkap, Petang Ini LBH Jogja Datangi Mapolres Purworejo

Pasalnya bazar Ramadhan saat itu pun juga harus ditiadakan. Padahal menurutnya itu adalah kesempatan yang baik untuk memperkenalkan kepada masyarakat lebih luas.

"Kemudian memang kalau memang buka di bazar sudah jelas orang ke situ cari makan. Jadi dari segi selling lebih gampang," sebutnya.

Namun kondisi yang belum kondusif lagi-lagi harus membuat Intan memutar otak lebih keras. Terlebih orang juga masih takut keluar rumah, tidak ada tradisi buka bersama bahkan mudik pun ditiadakan.

Hingga akhirnya ia mendapat ide untuk membuat hanper berisi dawet. Dengan kemasan yang unik yakni menggunakan besek, mini pack hingga botol agar lebih praktis.

"Jadi waktu munculnya si Dawet Kemayu yang pack-packan itu ya muncul pada Ramadhan tahun lalu. Jadi Ramadhan tahun lalu di luar ekspektasi sih. Tadinya cuma iseng-iseng saja. Kayaknya bagus buat hantaran, buat ngasih kolega, saudara, temen," ungkapnya.

Ketika Intan memutuskan untuk mengunggah kreasi hampers atau dawet yang berupa pack-pack itu ke media sosial. Respon positif dari masyarakat kembali datang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak