SuaraJogja.id - Kisah anggota DPRD DIY yang akhirnya meninggal saat berjuang mencari ruang ICU berventilator hingga kibaran bedera putih dari para relawan Covid-19 setidaknya jadi sedikit gambaran bahwa situasi Jogja saat ini sedang tidak baik-baik saja. Situasi demikian pun nyatanya juga kini tengah dirasakan sutradara kondang Hanung Bramantyo yang memang banyak menghabiskan waktunya di kota gudeg ini.
Baru saja, lewat akun Instagramnya, Hanung Bramantyo mengunggah sebuah kabar duka dari keluarganya yang harus tumbang akibat paparan Covid-19. Kakak angkatnya yang biasa disapanya Mas Jojo menyerah dalam perjuangan melawan virus yang kali pertama muncul di Wuhan, China itu.
Lewat keterangan yang diunggah, suami dari aktris Zaskia Mecca tersebut mengungkapkan bahwa situasi Covid-19 di Jogja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Ia bercerita gegara pandemi, tumpuan mata pencaharian kakak angkatnya Mas Jojo tersebut terdampak. Istri dari Mas Jojo yang disapa Mba Hani kemudian membuka usaha soto dibantu anak-anaknya untuk bertahan hidup. Suatu ketika dari interaksi di warung, Mba Hani terpapar.
Baca Juga:Beda Data dari Pemda, Statistikawan Sebut Kasus COVID-19 di DIY Lebih dari 1000 Per Hari
"Berawal dari sesak nafas, lalu kontrol ke UGD dan dinyatakan positif. Begitupun anak keduanya yang ikutan membantu ibunya. Karena penuh dia dirujuk ke RS lain. Ternyata penuh juga. Atas bantuan teman, akhirnya dapat kamar," tulis Hanung.
Tapi belakangan, kondisi Mba Hani memburuk. Ia hanya mampu bertahan selama dua hari di rumah sakit.
"Sayangnya, kondisinya hanya mampu bertahan selama dua hari. Subuh tadi, Pihak RS mengabari berita duka ke mas Jo. Sehari sebelumnya, saat sholat Ashar, mas Jo tiba-tiba didatangi isterinya. Ikutan jamaah disampingnya. Mas Jo mengira isterinya sembuh, tapi ternyata setelah 'salam terakhir', sosoknya tidak ada. Saat dikabari bahwa isterinya wafat, mas Jojo terpukul. Rupanya moment sholat jamaah kemaren adalah moment pamitan mba Heni kepada suaminya,"jelasnya.
Lebih lanjut, Hanung bercerita hal yang paling memilukan yakni keluarga tak bisa melihat jasad dari Mba Hani lantaran sudah tertutup peti dan berselimut plastik sesuai prosedur penanganan jenazah Covid-19.
"Pagi ini, jenazah baru bisa keluar dari RS jam 10. Setelah di sholati dalam keadaan berjarak, tim Nakes membawa ke pusara terakhir. Keluarga dilarang mendekat. Slide 4, terlihat saking pengennya mas Jojo melihat jasad isterinya, Hpnya dia zoom sedekat mungkin.Sayangnya, jasad sang isteri terbungkus peti yang sudah diselimuti plastik. Tak terlihat sama sekali, meski mendekat," ujarnya.
Baca Juga:Kasus Covid-19 di DIY Mengkhawatirkan, MCCC Desak Pemda Tarik Rem Darurat
"Stay Safe and Healthy teman-teman semua. Selalu bermasker apapun keadaannya dan segeralah vaksin. Karena sangat bermanfaat untuk menambah imun. Saya sudah merasakan manfaatnya. Doakan mba Hani dan keluarga yang ditinggalkan ya ... alfatehah," tukas Hanung.
Sejumlah rekan dan sejawatnya pun tampak mengirim ucapan duka cita atas kehilangan Hanung tersebut.
"NDerek belasungakawa mas Hanung dan Mas Jojo," tulis fajar nugros.
"Duka cita mendalam, Tuhan memberi tempat terbaik," tulis Garin Nugroho.
Sementara itu, situasi kasus Covid-19 di Jogja terkini masih terus mengalami lonjakan kasus.
Berdasarkan data yang disampaikan Pemda DIY, tercatat per 30 Juni 2021 kemarin ada sebanyak 892 kasus. Penambahan kasus terkonfirmasi positif tersebut merupakan rekor tertinggi semenjak pandemi melanda DIY pada Maret 2020 lalu.
Penambahan kasus positif terbanyak dari Sleman 308 kasus, disusul Bantul 275 kasus, Jogja 143 kasus, Gunungkidul 101 kasus, dan Kulonprogo 65 kasus. Penambahan kasus positif ini berdasarkan pemeriksaan sampel harian sebanyak 3.224 sampel. Sementara total sampel sampel yang diperiksa 349.907 sampel. Adapun jumlah orang yang diperiksa dalam 24 jam sebanyak 3.180 orang, sementara total jumlah orang yang diperiksa sebanyak 323.921 orang.