"Walapun porsinya sama, kita lebih ingat lampu merah daripada lampu hijau.
Ketiga, dia berbagi hadiah. Tidak mesti mahal. Tapi berkesan. Saat kami landing di Jogja menuju Solo, sempat mampir di restoran Ustadz Salim A Fillah di tengah sawah nan hijau. Aku tanya-tanya tentang gula batu dalam minuman khas. Tak lama setelah itu, sekotak Wedang Uwuh sudah tiba di Pekanbaru. Hatiku tertawan karena budi," katanya.
"Saat menuliskan ini selepas Shubuh, ku lihat dia tersenyum. Senyum lepas dari huru-hara dunia. Dia tenggalkan jejak-jejak Da'wah di Jogja, Maluku Utara, Kaki Gunung Merbabu, yang mesti ditapaki sebagai bukti bahwa kasih sayang bertapak di hati. Al-Fatihah untuk Abah Fani. Keluargamu pasti bangga punya orang sepertimu," tukasnya.
Sebelum dikebumikan, jenazah Ustas Muhammad Fanni Rahman sempat disemayamkan di Masjid Jokokariyan. Tampak dari unggahan akun Instagram Masjid Jogokariyan, ratusan jamaah melaksanakan salat jenazah di halaman masjid.
Baca Juga:FOTO: Salat Id di Masjid Jogokariyan Terapkan Protokol Kesehatan Ketat