SuaraJogja.id - Petani bawang merah glowing (Gedhe Lebih Original berWawasan Lingkungan) di Pedukuhan Nawungan 1, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul menjerit. Belasan ton panenan bawang merah Glowing mereka awal bulan Mei 2021 lalu belum juga dibayar oleh koperasi yang dibawa oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bantul.
Padahal dalam panen raya awal bulan Mei lalu, Dinas Pertanian melakukan seremonial dengan tagline dibayar tunai. Saat itu, pembayaran tunai tersebut diharapkan mampu mengangkat kesejahteraan petani.
Apesnya nasib petani tersebut viral di tayangan YouTube yang diunggah akun Bondan Jogja SAR DIY dengan judul pembayaran Secara Tunai Ke Petani Bawang Merah Oleh PT. 3M (Mukti Mulyo Mandiri). Video berdurasi 14.50 menit menayangkan seremoni panenan bawang merah dengan pembayaran tunai.
Namun di dalam kolom komentar, muncul banyak keluhan tentang panenan dari petani yang sampai saat ini belum terbayarkan, seperti komentar Riska Riyanti, yang menulis "Pak pak para petani do nangis cma diundur2 teruss...kene xi butuh nggo makan tuku susu anak donge xi nggeh sing pangerten masa pandemi ko ngene."
Baca Juga:Super Mudah! Simak Resep Bawang Merah Goreng Renyah dan Gurih
"Sebagian rung kebayar boss," komentar akun Dhe Tambur.
"Menjaga petani jng sampai kecewa...nyatane kosong...huuu marai kapok...," komentar bos p.
Dukuh Nawungan I Jurianto, ketika dikonfirmasi, mengakui belum terbayarkannya hasil panenan bawang merah Glowing dari petani Nawungan tersebut, padahal sudah panen sebulan lebih. Jurianto sendiri mengaku, setidaknya ada 34 orang petani yang sampai saat ini belum terbayarkan.
"Itu seremoninya bayar tunai, tapi nyatanya apa," papar dia, Kamis (5/8/2021).
Jurianto mengungkapkan saat itu panenan bawang merah glowing mencapai 10 ton lebih dan yang terbayarkan hanya sekitar 3 ton. Jika dirupiahkan maka total nilai 10 ton bawang merah glowing tersebut sebesar Rp 400 juta. Namun pihak koperasi yang dibawa oleh Dinas Pertanian hanya sekitar Rp 70 juta.
Baca Juga:Mirip Abis! Intip 3 Potret Pedagang Bawang di Pasar yang Disebut Kembaran Sule
Para petani begitu saja percaya dengan koperasi tersebut ketika bawang merah glowing dibawa oleh koperasi tersebut. Mereka percaya ketika pihak koperasi berjanji akan membayar di kemudian hari. Sehingga para petani hanya menunggu pembayaran tersebut.
"Ya pas dibawa kami percaya saja," terang dia.
Namun setelah ditunggu lama ternyata janji dari koperasi tersebut sama sekali tidak terealisasi. Pihaknya sendiri berusaha melakukan mediasi antara petani dengan pihak koperasi dan disaksikan oleh Dinas Pertanian.
Saat mediasi tersebut, pihak koperasi kembali berjanji untuk melunasinya. Namun janji tinggalah janji, pelunasan bawang glowing milik petani ternyata tidak juga terealisasi. Padahal uang tersebut sangat penting bagi para petani.
"Saya sendiri total 2,5 ton. Dan nilainya Rp 40 juta belum dibayar," tambahnya.
Menurutnya, uang tersebut sangat penting bagi para petani untuk modal menanam kembali bawang glowing tersebut. Di samping memang kondisi PPKM saat ini tentu uang tersebut sangat berguna baik untuk kebutuhan sehari-hari, membayar angsuran, dan juga membayar sekolah.
Saat ini, ia mengaku jika para petani memang masih menanam bawang merah glowing. Namun mereka melakukan penanaman bawang merah dengan modal dari mengajukan pinjaman ke Bank.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, Yus Warseno belum bersedia memberikan keterangan. Pihaknya meminta agar media ini datang ke kantornya esok hari.
Kontributor : Julianto