SuaraJogja.id - Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak didirikan pada abad ke 15. Pendiri kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra Prabu Wijaya raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Menurut sejarah Jawa, Demak adalah kadipaten dari kerajaan Majapahit. Kerajaan ini menjadi pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan di Indonesia.
Di tengah eksistensinya sebagai kerajaan Islam, Demak tidak bertahan lama dikarenakan terjadi perebutan kekuasaan antar kerabat kerajaan. Kemudian, pada tahun 1568 kekuasaan Demak berpindah tangan ke Kerajaan Pajang yang didirikan Raja Tingkir.
Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak yaitu masjid Mulia Demak, yang menurut cerita didirikan oleh Walisongo. Saat ini, Masjid Mulia menjadi salah satu tujuan wisata religi oleh umat muslim.
Baca Juga:10 Pesona Wisata Banyuwangi Terpopuler, Masuk List Traveling Pekan Ini
Pada abad ke 15 kerajaan Majapahit mengalami kemunduran. Beberapa wilayah kekuasaanya memisahkan diri. Bahkan wilayah yang tersebar di kadipaten mulai saling serang, saling mengklaim pewaris tahta Majapahit.
Singkat cerita pada masa Trenggana sekitar tahun 1527 ekspansi militer Kerajaan Demak sukses menundukan Majapahit.
Pada awal abad ke 16, Kerajaan Demak menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa. Bahkan tidak ada satu pun kerajaan lain di Jawa yang bisa menandingi kekuatan kerajaan ini.
Demak mulai meluaskan kekuasaannya dengan menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di nusantara.
Kemudian kerajaan Demak mulai mengalami perpecahan. Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan oleh pemberontakan Adipati Hadiwijaya, penguasa Pajang pada 1556. Hadiwijaya semula sangat setia pada Demak.
Baca Juga:Penangkaran Burung Branjangan di Karawang
Lalu Hajiwijaya memberontak. Pemberontakan Hadiwijaya disebabkan oleh Arya Penangsang yang membunuh Sunan Prawata dan Pangeran Kalinyamat.
Pemberontakan Adipati Hadiwijaya menyebabkan runtuhnya Kerajaan Demak menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Pajang.
Demikian ulasan sejarah berdirinya Kerajaan Demak hingga mengalami keruntuhan.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari