Sejak saat itulah Olimpiade terus berkembang dan memperlombakan berbagai macam cabang olahraga termasuk atletik.
Pada Olimpiade Tokyo tahun 2020 lalu, sebanyak 46 cabang olahraga diperlombakan yang bahkan mencatat rekor baru sebagai ajang Olimpiade dengan cabang olahraga terbanyak.
Sejarah Atletik di Indonesia.
Sejarah atletik di Indonesia pertama kali diperkenalkan pada tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda.
Baca Juga:Lakukan Kebiasaan Ini setelah Makan, Rasakan 3 Efeknya pada Tubuh
Penyebaran atletik pada masa itu masih terbatas hanya di daerah Jakarta, Surabaya dan Bandung.
Kemudian pada tanggal 21 Juli 1917 dibentuklah organisasi yang menaungi atletik di Indonesia pertama bernama Nederlands Indische Atletiek Unie (NIAU).
Pertandingan atletik di Indonesia diadakan setiap tahun pada masa itu, dengan salah satu atletnya yang terkenal adalah Noerbambang dengan nomor lari 100 m, Soetantio Singgih untuk nomor lompat tinggi 1,80 m, dan Harun Al Rasyid untuk nomor lompat jauh 7,03 m.
Pasca bangsa Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, perkembangan atletik di Indonesia semakin pesat.
Meski situasi dan kondisi pada saat itu belum stabil, namun tekad dan semangat masyarakat dalam mewujudkan cita cita di bidang olahraga begitu kuat.
Baca Juga:Viral Prosesi Pernikahan Atlet Voli Bikin Ngilu, Warganet: Untung Bukan Tolak Peluru
Pada Bulan Januari 1946 diselenggarakan Kongres di Kota Solo dengan melahirkan Persatuan Olahraga Republik Indonesia ( PORI) yang akan menjadi wadah seluruh kegiatan keolahragaan di Indonesia.