Alami Masa Viral, Jumlah Investor Pasar Modal dari DIY Melejit

Kepala Cabang Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta Irfan Noor Riza mengungkapkan, investasi di pasar modal memang tengah naik daun.

Eleonora PEW
Sabtu, 11 Desember 2021 | 18:31 WIB
Alami Masa Viral, Jumlah Investor Pasar Modal dari DIY Melejit
[ILUSTRASI] Aktivitas pelaku pasar modal di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (16/1). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

SuaraJogja.id - Pasar modal khususnya di Yogyakarta kini tengah menikmati masa viral mereka. Investasi saham dari masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini tengah melejit selama tahun 2021. Tren kenaikan signifikan tersebut diperkirakan akan terus terjadi 2022 nanti.

Kepala Cabang Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta Irfan Noor Riza mengungkapkan, investasi di pasar modal memang tengah naik daun. Apalagi katalis ekonomi kini sedang menunjukkan tren tumbuh. Hal ini tentu berdampak pada pertumbuhan investasi pasar modal tumbuh.

"Karena banyak yang Work From Home (WFH) maka banyak masyarakat yang mencari alternatif memutar uang dan mendapatkan penghasilan," ujar dia, Sabtu (11/12/2021).

Tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya, rata-rata perbulan hanya ada 500 investor baru di DIY. Namun selama 2021 ini, pihaknya mencatat, rata-rata ada 3.000 investor baru. Bahkan pernah pada bulan Januari 2021 yang lalu investor mencapai nyaris 6.500 orang.

Baca Juga:Kebijakan Hapus Kode Broker Pasar Saham Diprediksi Buat Investor Ritel Lebih Kritis

Menurut Irfan, tren positif ini memang tidak lepas dari "berkah" Covid-19 karena tidak semua sektor di pasar modal terdampak ekonomi maka banyak investor baru yang mencoba memburunya. Contoh kecilnya adalah sektor telekomunikasi yang justru semakin meningkat sehingga banyak investor memburu.

"Banyak sektor seperti Kesehatan, Bank Digital dan sekto tertentu yang justru meningkat selama pandemi," terang dia.

Terlebih pemerintah saat ini tengah berusaha keras mendorong percepatan digital di mana e-commerce mengalami pertumbuhan luar biasa. Hal ini tentu membuat penetrasi pasar modal ke masyarakat semakin mudah.

Tak hanya itu, faktor banyak discount vagansa selama pertengahan pandemi kemarin di mana saham favorit atau fundamental yang jatuh sehingga masyarakat beramai-ramai membeli saham. Pihakya mencatat selama 2021 ini rata-rata transaksi mencapai Rp5,3 triliun perbulan.

"Bulan November kemarin kami mencatat ada penambahan 4.467 investor baru. Dan dari Januari hingga November 2021 jumlah transaksi yang dibukukan mencapai Rp58,3 triliun," ungkap dia.

Baca Juga:Selain Menabung, Ini Cara Menyimpan Uang yang Lebih Menguntungkan!

Menurut dia, tren kenaikan jumlah investor pasar modal masih akan terjadi di tahun 2022 nanti. Pasalnya tahun 2022 ekonomi akan semakin membaik dibanding tahun 2021. Di mana ada prediksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 4-6 persen tentu membuat kalangan pasar modal optimis.

Terlebih saat ini dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia, investor pasar modal masih sangat kecil di mana baru sekitar 6,4 juta sudah termasuk investor reksadana. Jumlah tersebut hanya sekitar 2,4% dari total keseluruhan penduduk Indonesia.

"Ini peluang luar biasa untuk pertumbuhan pasar modal," kata dia.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini