Fajar melanjutkan, munculnya dugaan kekerasan tersebut bermula ketika ada puluhan warga luar Pulau Jawa yang dikirim ke Pondok Pesantren tersebut karena ketergantungan obat terlarang.
Mereka dikirim ke Pondok Pesantren untuk menjalani rehabilitasi secara gratis dari pengelola. Namun seiring berjalannya waktu, ada santri dari Luar Jawa tersebut berulah. Mereka kembali sakau dengan sesuatu yang baru yaitu mengoplos bensin dengan minyak kayu putih.
"Ini cara baru. Saya justru baru tahu kok bisa. Kan biasanya ngelem,"ungkap dia.
Aksi mereka ketahuan oleh pihak pondok pesantren sehingga pengelola melakukan pembinaan. Dan ada beberapa santri yang tidak betah kemudian melarikan diri ke asrama mahasiswa daerah mereka di Kota Yogyakarta.
Baca Juga:Temui Perajin Anyaman Daun Pandan di Bantul, Menteri PPPA: Kerajinan Ini Tidak Boleh Punah
Oleh mahasiswa di Asrama, peristiwa tersebut kemudian dilaporkan ke Bupati mereka. Bupati mereka melayangkan surat ke KomNas HAM hingga lembaga tersebut datang ke Gunungkidul melakukan investigasi.
Dari hasil investigasi ternyata tidak ditemukan kekerasan fisik yang ada hanyalah kekerasan psikis karena para santri korban penyalahgunaan Narkoba tertekan dengan metode rehabilitasi di Pondok Pesantren tersebut.
Lebih jauh, Fajar menyebut angka kekerasan terhadap kaum perempuan dan anak di Gunungkidul mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir. Pandemi covid-19 yang melanda kawasan ini memicu peningkatan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Pihaknya mencatat terjadi peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dari tahun 2020 ke tahun 2021. Bahkan angkanya naik sangat signifikan. Bahkan kenaikannya mencapa 250 persen di tahun 2021 dibanding 2020.
Fajar menuturkan tahun 2020 yang lalu, kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Gunungkidul hanya sebesar 28 kasus. Namun di tahun 2021 ini, hingga akhir bulan November 2021 pihaknya mencatat jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 92 kasus.
Baca Juga:Menteri PPPA Minta Pemda Tangani Kasus Kekerasan Seksual Secara Komprehensif
![info grafis kekerasan terhadap perempuan dan anak di Gunungkidul. [Ema Rohimah / SuaraJogja.id]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/12/12/25888-info-grafis-kekerasan-seksual.jpg)
Dari berbagai kasus yang menimpa, terbanyak kasus yang masuk ke tempatnya adalah lekerasan psikis. Ia menyebut kekerasan psikis mencapai 71 kasus masing-masing menimpa 19 orang perempuan dan seorang laki laki 1. Tak hanya itu, ia juga mencatat kekerasan psikis ini juga menimpa 21 anak perempuan dan 30 anak laki-laki.