Harga Cukai Rokok Naik, Perokok Beralih ke Tingwe

Dengan membeli tembakau, artinya dia melinting rokok sendiri atau dikenal dengan sebutan tingwe.

Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Rabu, 05 Januari 2022 | 21:01 WIB
Harga Cukai Rokok Naik, Perokok Beralih ke Tingwe
Pembeli mencari tembakau di Tobeko, Jalan DI Panjaitan, Kemantren Mantrijeron, Kota Jogja, Rabu (5/1/2022). (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Kenaikan harga cukai rokok dirasa memberatkan bagi perokok aktif. Terlebih merokok sudah jadi bagian dari kebiasaan masyarakat Indonesia di saat senggang atau luang.

Wawan Riyanto (36) asal Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo sudah menjadi perokok aktif sekitar 20 tahun. Diakuinya bahwa naiknya harga rokok sangat memberatkan.

"Harga rokok semakin mahal, sekarang untuk satu bungkus harganya bisa lebih dari Rp18.000. Apalagi dengan UMR di Jogja ini," kata Wawan kepada SuaraJogja.id, Rabu (1/5/2022).

Dalam satu hari paling tidak ia bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Guna lebih menghemat pengeluaran untuk beli rokok, dia sempat membeli beberapa rokok yang kurang terkenal.

Baca Juga:Kenaikan Cukai Rokok Berpotensi Kurangi Perokok di Indonesia

"Ya pernah coba rokok yang tidak bermerek karena harganya jauh lebih murah. Satu bungkusnya ada yang Rp12.000 atau Rp13.000," ungkapnya.

Namun demikian, saat mengisap rokok yang tidak bermerek ada yang berbeda, terutama soal rasa. Jika rokok bermerek saat dihisap, tembakaunya tidak terasa begitu kuat.

"Tentunya lebih enak rokok yang bermerek, ketika dihisap rasa tembakaunya. Kalau yang enggak bermerek terasa nyegrak di tenggorokan," katanya.

Setelah mencoba rokok tidak bermerek, dia beralih mencoba untuk membeli tembakau seberat satu ons. Dengan membeli tembakau, artinya dia melinting rokok sendiri atau dikenal dengan sebutan tingwe, kependekan dari "lintingan dewe".

"Satu ons tembakau saya beli di warung harganya Rp30.000 ribu. Ini bisa dipakai selama satu beli, kalau dibandingkan rokok seperti Djarum Super isi 12 batang Rp20.000 sehari sudah habis," ujarnya.

Baca Juga:Berapa Harga Rokok 2022 yang Resmi Naik per 1 Januari?

Dengan begitu, ia bisa menenkan pengeluarannya untuk beli rokok Rp20.000 per hari. Kendati demikian, ia hanya beralih ke tingwe selama satu bulan saja.

"Cuma bertahan satu bulan saja pakai tingwe. Setelah itu ya beli rokok yang harganya Rp15.000-20.000," terangnya.

Perokok lainnya asal Minggiran, Kota Jogja, Agus menyebut bahwa merokok tingwe terasa lebih fresh. Sebab, murni hanya tembakau dan tidak ada campuran lainnya.

"Saya suka tingwe karena masih murni, belum tercampur apa-apa. Jadi ketika dihisap lebih fresh saja," ujarnya.

Ia mengaku sudah beralih ke tingwe selama dua tahun terakhir. Terlebih, tembakau memiliki banyak varian yang berasal dari daerah lain dan ada varian rasa.

"Saya biasanya beli tembakau yang madura medium. Rasanya khas saja," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini