SuaraJogja.id - Tengah mengalami cedera, gelandang asal Brasil Juninho ingin segera pulih agar bisa membela tim Super Elang Jawa di sisa musim Liga 1 Indonesia 2021/22. Kabar itu diungkap oleh dokter tim PSS Sleman Feras Ardiles Muhammad.
Dikutip dari situs resmi klub, Selasa, Feras mengatakan, demi mewujudkan keinginannya itu, Juninho memilih injeksi Sportvis untuk menangani cedera otot longus adduktor.
Feras menjelaskan, injeksi Sportvis ini bisa membuat Juninho setidaknya membutuhkan waktu sekitar enam minggu sebelum akhirnya bisa kembali membela PSS, tetapi jaringan ototnya tidak akan seelastis proses alamiah.
"Juninho pada akhirnya memilih untuk menggunakan Sportvis Injection karena ia masih ingin membela PSS hingga akhir musim. Proses injeksi akan kita lakukan secepatnya agar proses pemulihannya lebih cepat dan siap tampil kembali," ujar Feras.
Baca Juga:Prediksi Persija Jakarta vs Madura United di BRI Liga 1 Malam Ini
"Sportvis Injection lebih cepat membuat Juninho kembali bermain, kita prediksi sekitar 6 minggu Juninho sudah siap tempur. Namun sportvis memiliki kelemaha, yaitu jaringan otot baru tidak seelastis ketika proses alamiah," sambungnya.
Selain injeksi Sportvis, Feras juga menjelaskan ada cara lain dalam menangani cedera Juninho yaitu injeksi Platelet Rich Plasma, tetapi cara ini memiliki waktu yang lebih lama tetapi memiliki hasil yang lebih baik.
"Jika dilakukan Platelet Rich Plasma (PRP) Injection proses pemulihannya lebih lama dan berimplikasi pada proses jangka panjang, hal ini tentu saja lebih bagus untuk tubuh si atlit tersebut," terang Feras.
Soal cedera yang diderita gelandang asal Brasil tersebut, Feras mengatakan, kejadian ini terjadi ketika PSS melawan Persebaya dan Juninho mengambil gerakan sprint yang explosive.
Akibat hal ini, dua hari kemudian tim medis PSS mejalani tes MRI kepada Juninho yang menunjukkan adanya robekan ada otot adduktornya sepanjang kurang lebih 2 cm.
Baca Juga:Persija vs Madura United, Adixi Siap Gantikan Peran Andritany
"Juninho cedera ketika PSS kontra Persebaya, kejadiannya ketika dia mengambil gerakan sprint explosive bukan karena benturan. Setelah kejadian tersebut, dua hari kemudian tim medis melakukan MRI didapatkan robekan pada otot adduktornya sepanjang kurang lebih 2 cm," ungkap Feras. [ANTARA]