SuaraJogja.id - Sejak 1999, Ferry Irawan, calon suami Venna Melinda, mengidap penyakit langka distonia. Penyakitnya itu pun kambuh beberapa waktu lalu.
Kondisi tersebut diduga terjadi lantaran ia mengalami stres dirundung kisruh acara lamaran serta pernikahannya yang ditinggal weeding organizer (WO) saat waktu sudah mepet.
“Alhasil kemarin dia (Venna Melinda) ngelihat (Ferry Irawan kambuh),” katanya, seperti yang dikutip Hops.ID--jaringan Suara.com--dari kanal Youtube TRANS TV Official pada Jumat (25/2/2022).
Saat kambuh Ferry Irawan akan seperti orang (sakit) parkinson, tremor, dan tubuh bergerak di luar perintah otak. ”Aku (kemarin) nglihat dan aku panik jadi kalau udah serangan gitu yan kayak lunglai,” kata Venna Melinda.
Baca Juga:Venna Melinda Stres Jelang Nikahi Ferry Irawan: Kayak Lunglai Mendadak
Menurut Venna Melinda sebenarnya ada pantangan yang harusnya dijauhi Ferry Irawan, yakni kondisi tertentu yang menyebabkan sang calon suaminya bisa kambuh. ”Enggak boleh under pressure, enggak boleh emosi,” terangnya.
Saat kambuh beberapa saat lalu, kata Venna Melinda, secara mendadak Ferry Irawan lemas dan tak sadarkan diri. “Mendadak gitu, jadi aku panik aku telepon mamanya sampai Vania (anak angkat Venna Melinda) itu nangis, pas dirumahku kan (kejadiannya),” ujarnya.
Saat Ferry Irawan kambuh Vania menangis dan terus memanggil calon papa barunya itu.
“Dada (panggilan Vania pada Ferry Irawan), Dada, Dada sambil nutup mata. Aku juga panik aku mau ke dokter, tapi aku enggak ngerti dokter mana gitu kan,” kenang Venna Melinda.
Venna Melinda mengaku sedih karena saat kambuh Ferry Irawan sempat hilang kesadaran dan mengatakan melihat almarhum papa sang calon suaminya ada di dekatnya.
“Aku sedih waktu itu serangan dia bilang disitu ada almarhum papi. Dia kan cinta banget sama papinya terus aku bilang, ‘Enggak boleh gitu Bi ngomongnya, kan kita masih mau nikah, masih mau honey moon harus umur panjang apalagi Vania itu kan sayang banget’,” ujar Venna Melinda.
Namun, setelah minum obat berangsur-angsur Ferry Irawan kembali seperti semula. “Akhirnya dia minum obat", kata Venna Melinda.
Vania, kata Venna Melinda setiap hari memuji Ferry Irawan. “Tiap hari aja Dada ganteng sekali, Dada cakep sekali, jadi aku selalu bilang, ‘Bi apapun ya omongan orang kita harus bener-bener lebih deket sama Allah karena hanya itu yang membuat kita kuat',” ujarnya
“Karena kalau kita jatuh kita down apalagi kalau kita sampai berpisah hanya gara-gara kita enggak kuat keimanan dan cinta kita, kita kan merugi bukan hanya Abi yang merugi akupun merugi dan kasihan Vania yang udh menganggap dia seperti bapaknya,” jelas Venna Melinda.
Dia mengakatan pada Ferry Irawan untuk tak terlalu menganggap omongan orang terlebih yang negatif. “Ya sudah lah Bi kalaupun orang ngomong apapun tentang kita kan aku yang tahu Abi siapa. Dan aku ngga pernah melihat Abi itu karena di titik nol sekarang, terus kemudian kita mudah menjudge apapun tentang seorang Ferry Irawan,” jelanya.
Venna Melinda mengaku selalu melihat dari kacamata bahwa dirinya yang tak pernah dibikin Allah di titik terendah mungkin belum bisa sekuat Ferry Irawan yang masih punya keimanan tinggi yang masih bisa menahan diri dari omongan yang kadang keterlaluan.
“Jadi ya makanya aku selalu bilang Abi sabar karena memang segala niat baik itu pasti ada ujiannya kan jadi kita harus jadi orang yang istiqomah mungkin tegurannya kita harus jadi orang yang lebih mendekatkan diri sama Allah,” tuturnya.
Menurutnya, karena apa pun itu ucapan orang itu kadang mungkin menyakitkan. “Buat aku sih, aku selalu bilang 9 tahun aku kelihatannya tegar karnea aku lebih banyak belajar gitu. Tapi kalau Abi baru sembuh dia masih suka mood swing-nya tuh waduh dan aku bener-bener mungkin ditugaskan sama Allah menjadi guardian angel–nya Abi untuk membangkitkan semangat sih, karena dia badannya doank yang gede tapi wah kalau udah lagi (kambuh) aduh,” jelasnya.
Seperti diketahui, Ferry Irawan mengidap penyakit langka distonia sejak 1999. Penyebab distonia tersebut salah satunya pikiran dan stres akut.
Saat masih muda dalam seminggu ia bisa membintangi tiga sinetron sekaligus. Bahkan, dia pernah syuting dari jam 9 pagi dan baru selesai keesokan harinya jam 11 siang.
Suatu hari, pada 1999 ia merasakan sakit kepala dan menduga hanya migrain. Setelah konsultasi ke dokter, ia dinyatakan mengalami vertigo.
Lantas semakin lama posisi kepalanya tertarik hingga miring. Mencoba diurut, tetapi tetap tidak bisa kembali ke posisi tegak. Ia pun kembali konsultasi ke dokter dan melakukan pemeriksaan MRI dan CT-scan. Setelah diperiksa semuanya, pembuluh darahnya sudah pecah.
Dari enam dokter yang ditemui akhirnya dia bertemu Profesor Jusuf Miscbah yang menyatakan dirnya menderita penyakit distonia. Saat kambuh, Ferry akan bergerak di luar kendalinya, seperti orang parkinson, tremor, tubuh bergerak di luar perintah otak semuanya.
Distonia yang dialami Ferry sudah stadium tiga dan bisa berkembang ke stadium empat menjadi katatonia. Pada orang yang menderita katatonia saat posisi terakhirnya sedang duduk, stuck seumur hidup akan duduk. Fisik ada, nyawa ada, tapi otak sudah mati.