Seorang bregada lainnya yang juga sebagai Panji Parentah, Adi Nur Widiyanto (45) mengingat kejadian saat seorang ODGJ tidak mau memakai masker di Malioboro.

Saat itu baik Satpol PP, Jogoboro, Dishub dan perangkat pemerintah lain sudah kerap kali mengingatkan. Namun, ODGJ ini tak mau menaati.
"Nah saat saya mengingatkan dengan cara yang baik dan memang kebetulan kita pakai seragam bregada, ODGJ ini justru nurut. Ya saat itu dia langsung memakai dan kalau diperintah kami langsung siap, mungkin menganggap kami sebagai prajurit Keraton Jogja ya karena seragamnya," kisah Adi.
Selain menjadi pengingat prokes, bregada yang terdiri dari Bregada Suryatmajan, Reksawinanga, Saeko Kapti dan Wirososro dari berbeda kelurahan ini tak jarang menjadi model berswafoto.
Baca Juga:Mengenal Bregada Rakyat, Daya Tarik Wisata Baru Yogyakarta
Adi mengatakan, biasanya ibu-ibu yang kerap meminta berswafoto bahkan selfie bersama dirinya. Permintaan gaya juga tidak biasa agar foto mereka terasa lebih hidup.
"Ya kalau ibu-ibu ini kan mintanya aneh-aneh kan saat swafoto itu. Tapi saya beritahu mereka kalau kita punya SOP. Kalau foto, kami harus dan kondisi siap," katanya.
Tak Gerah Saat Memakai Seragam
Seragam Bregada Suryatmajan dan 3 bregada lainnya cukup tebal. Terdapat baju, celana, sayah, lontong atau semacam kemben di dalam pakaian serta terdapat keris dan juga tombak yang dibawa.
Hal itu bagi sebagian orang terasa panas dengan pakaian tebal itu. Namun bagi Adi, hal itu tak dirasakan. Ketika semua badan sudah tertutup dengan seragam lengkap, rasanya sejuk dan biasa.
Baca Juga:Didukung Kemenparekraf, DIY Luncurkan Atraksi Budaya Bregada Rakyat Malioboro
"Tapi saat belum memakai itu memang panas sekali. Nah ketika dipakai malah adem. Saya juga percaya-tidak percaya, tapi itu yang saya rasakan," kata dia.

Dalam melaksanakan tugasnya, bregada di Malioboro ini memiliki pembagian jadwal dengan 3 bregada lainnya. Secara bergantian setiap Sabtu dan Minggu, mereka mengisi setiap titik yang terbagi di 6 zona.
Dalam satu kelompok Bregada Suryatmajan terdapat 23 personel. Untuk jumlah bregada lainnya akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan pemilihan perangkat kalurahan.
Bregada merupakan istilah lain dari prajurit. Saat pemerintahan di Jogja masih dipimpin oleh kerajaan, tugas mereka adalah menjaga kerajaan dari musuh.
Namun hal itu sudah menjadi sejarah dan merupakan budaya yang pernah berkembang zaman dulu. Bagi Bregada Suryatmajan lainnya, Eko Triono (51) menjadi bregada adalah tujuan dia untuk melestarikan budaya dan sejarah yang pernah ada.
"Ya menguri-uri (menjaga, melestarikan) budaya itu kan perlu. Jangan sampai istilah bregada itu anak muda di Jogja tidak tahu. Maka dengan kita berada di Malioboro itu juga memberitahu ke wisatawan bahwa kita masih menjaga budaya itu," kata dia.