SuaraJogja.id - Dikenal sebagai bintang utama film Aquaman, aktor Jason Momoa mengambil peran serupa di dunia nyata. Hal itu dtunjukkan lewat aksinya menyuarakan laut yang lebih sehat dan bersih dari limbah.
Karakter Aquaman, yang diperankan oleh Jason, diketahui merupakan seorang pelindung lautan beserta seluruh ekosistem yang ada di dalamnya dan kini di kondisi dunia nyata ia melakukan hal yang serupa.
"Tanpa kehidupan laut yang sehat, planet kita seperti yang kita tahu tidak akan ada," kata Jason Momoa di salah satu pantai Portugis menjelang Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lisbon seperti dilansir dari Reuters, Senin.
Lebih lanjut konferensi kelautan itu diperkirakan akan dihadiri 7.000 orang yang terdiri dari kepala negara hingga aktivis lingkungan.
Baca Juga:Kondisi 2 Warga Tanjung Laut Indah yang Jadi Korban Penikaman: Masih Dalam Pengawasan Khusus
Acara ini ditunda selama dua tahun akibat pandemi COVID-19 yang membuat kegiatan- kegiatan dengan jumlah massa yang banyak harus dibatasi.
Puluhan aktivis pemuda dari berbagai negara bertepuk tangan dan bersorak saat Jason yang akan menjadi advokat Program Lingkungan Hidup di Bawah Air PBB, berbicara tentang masalah yang dihadapi lautan dunia.
"Kita harus berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan terhadap anak-anak dan cucu kita, mengubah arah pengelolaan yang tidak bertanggung jawab dan membangun momentum untuk masa depan di mana umat manusia dapat sekali lagi hidup selaras dengan alam," kata Momoa.
Aquaman merupakan tokoh dari DC Comics dengan nama asli Arthur Curry.
Arthur merupakan sosok setengah dewa karena merupakan perpaduan antara manusia dan dewa.
Baca Juga:Di Bawah Pengaruh Alkohol, RR Tikam 2 Orang Warga Tanjung Laut Indah Sampai Tergeletak
Aquaman semakin dikenal dan menarik perhatian publik lewat debut film Aquaman di 2018, dengan tanggapan positif di Maret 2023 Aquaman 2 dijadwalkan tayang.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres bergabung dengan Momoa di acara tersebut dan meminta maaf sebagai perwakilan generasinya karena tidak berbuat cukup pada saat itu untuk mengatasi perubahan iklim, menyelamatkan laut dan melindungi keanekaragaman hayati.
"Bahkan hari ini kita bergerak terlalu lambat...kita masih bergerak ke arah yang salah," kata Guterres.
Lebih lanjut ia mengatakan, "Sudah waktunya perilaku ini dihadapi secara serius."
Lautan menutupi 70 persen dari permukaan planet, menghasilkan lebih dari setengah oksigen dunia dan menyerap 25 persen dari semua emisi karbon dioksida tetapi perubahan iklim meningkatkan suhu dan menyebabkan permukaan laut naik.
Selain itu kondisi limbah juga memperparah lautan, dalam beberapa studi ditunjukkan bahwa ada sebelas juta metrik ton plastik berakhir di lautan setiap tahun, angka yang diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada 2040 kecuali jika produksi dan penggunaan sampah dikurangi. [ANTARA]