Sosok Mahasiswa Termuda UGM, Usia 15 Tahun Diterima di Fakultas Filsafat

Meski terbilang usia muda, tetapi Raja selalu berprestasi.

Eleonora PEW
Senin, 01 Agustus 2022 | 19:16 WIB
Sosok Mahasiswa Termuda UGM, Usia 15 Tahun Diterima di Fakultas Filsafat
Raja Muhammad Hayuri Islami, mahasiswa termuda UGM - (SuaraJogja.id/HO-UGM)

SuaraJogja.id - Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru di lapangan Grha Sabha Pramana, Senin (1/8), membuat mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM), Raja Muhammad Hayuri Islami, terkejut.

Dirinya tak menyangka akan dipanggil ke depan panggung bersama Rektor UGM Ova Emilia dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Remaja asal Pekanbaru, Provinsi Riau ini dinobatkan sebagai mahasiswa termuda UGM pada tahun ini. Ia berhasil masuk menjadi mahasiswa UGM pada usia 15 tahun 11 bulan 11 hari.

“Saya bangga dan senang bisa masuk UGM,” kata anak pertama dari dua bersaudara ini.

Baca Juga:Dear Maba, Ini 3 Hal Baru yang Akan Kamu Temukan saat Kuliah

Raja, demikian ia akrab disapa, menyebutkan bahwa usia muda kuliah di UGM menurutnya karena ia didaftarkan masuk bangku sekolah dasar pada usia 5 tahun.

Meski terbilang paling muda sendiri, tetapi mahasiswa Fakultas Filsafat ini mengaku teman-temannya sebayanya banyak tidak tahu bahwa ia paling muda di kelasnya. Apalagi fisiknya hampir sama dengan teman sekelasnya.

“Sejak SD tidak terlalu terganggu, tidak ada yang peduli dengan usia saya yang muda tidak ada yang terlalu memperhatikan,” katanya.

Meski terbilang usia muda, tetapi Raja selalu berprestasi. Ia menyampaikan bahwa selama di bangku sekolah dasar ia selalu berada di rangking tiga besar.

“Dari SD saya selalu berada di tiga besar,” katanya. Hanya saja di bangku Sekolah Menengah Pertama, kata Raja, ia tidak masuk rangking.

Baca Juga:5 Fakta Belasan Maba di Makassar Diculik, Dicekoki Miras dan Dianiaya Senior

“Di SMP mungkin lagi masa pubertas, biasa saja tidak rangking,” katanya.

Lalu di bangku menengah atas, Raja ikut mendaftar program akselerasi pada semester dua dan ia diterima program akselerasi di kelas IPS. Di kelas IPS hanya ada tujuh orang anak yang lolos program akselerasi. Lewat kelas akselerasi ini pula Raja bisa menyelesaikan bangku MAN Negeri 2 Pekanbaru dalam waktu dua tahun.

"Karena program akselerasi, kita diharuskan untuk belajar dan memahami lebih cepat dari siswa yang lain. Saya di program itu tidak ikut ekstrakurikuler atau organisasi," katanya.

Selama di program akselerasi, ia tidak memikirkan soal rangking, namun untuk pelajaran seperti sosiologi, ekonomi, sejarah dan geografi ia mendapat nilai akademik yang cukup baik.

“Untuk mata pelajaran paling tinggi nilai sosiologi,” ujarnya.

Soal ketertarikannya dengan filsafat, Raja mengaku bahwa ia sudah tertarik dengan filsafat saat berada di kelas sepuluh SMA lewat buku dan internet.

“Saya mengenal filsafat itu ketika saya di kelas sepuluh. Saya sejak kecil sering menggunakan logika filsafat berarti selama ini saya menerapkan nilai-nilai filsafat,” kata Raja, yang bercita-cita setelah lulus akan meneruskan kuliah S2 di jurusan yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak