RSUP Prof Ngoerah Sukses Lakukan Tindakan Operasi Otak Tanpa Bedah Kepala

Pada operasi perdana ini, tim bedah RSUP Prof Ngoerah menyelamatkan seorang pasien anak-anak berusia empat tahun yang dirujuk dari Indonesia bagian timur.

Galih Priatmojo
Kamis, 04 Agustus 2022 | 13:44 WIB
RSUP Prof Ngoerah Sukses Lakukan Tindakan Operasi Otak Tanpa Bedah Kepala
Dokter Spesialis Bedah Syaraf RSUP Prof Ngoerah Prof Dr. dr. Sri Maliawan (kanan) saat memberi keterangan terkait operasi otak perdana di Bali menggunakan metode Stereotactic Surgery di Denpasar, Rabu (3/8/2022). ANTARA/HO-RSUP Prof Ngoerah

SuaraJogja.id - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof.  Ngoerah atau yang sebelumnya dikenal RSUP Sanglah di Bali berhasil melakukan operasi otak perdana tanpa membedah atau membongkar kepala pasien.

"Ini sebenarnya tindakannya namanya 'Stereotactic Surgery' operasi khusus kelainan-kelainan di otak yang letaknya dalam, sehingga kalau operasi biasa menuju ke sana merusak banyak tempat," kata Dokter Spesialis Bedah Syaraf RSUP Prof Ngoerah Prof Dr. dr. Sri Maliawan seperti dikutip dari Antara.

Pada operasi perdana ini, tim bedah RSUP Prof Ngoerah menyelamatkan seorang pasien anak-anak berusia empat tahun yang dirujuk dari Indonesia bagian timur.

Di kepalanya, pada titik yang dalam dan melewati bagian-bagian otak terpenting terdapat nanah.

Baca Juga:Menghuni Lebih dari 65 Tahun, 72 KK Desa Adat Buleleng Diberi Hibah Sertifikat Tanah Gubernur Bali

"Dengan teknik Stereotactic Surgery tersebut kita bisa menjangkau lokasi nanah yang dalam di bagian otak dengan aman dengan bukaan tulang yang sangat kecil," kata dokter bedah syaraf tersebut.

Selain itu, dengan melakukan metode operasi otak yang umumnya harus membedah kepala akan muncul potensi salah lokasi, sedangkan Prof Sri menyebut dengan alat yang digunakan di RSUP Prof Ngoerah akan mampu mengukur jalan paling aman ke sasaran.

Dokter spesialis di Rumah Sakit Prof Ngoerah ini menyebut metode Stereotactic Surgery adalah metode operasi masa depan, hampir seluruh rumah sakit di luar Bali menerapkannya. Taktik ini dikatakan sebagai cikal bakal untuk nantinya berkembang pesat di dunia kesehatan.

"Mudah-mudahan ini merangsang di rumah sakit dipasang stereotactic, sehingga RSUP Prof Ngoerah jadi one stop service sehingga tak perlu dikirim ke mana-mana untuk kelainan seperti itu. Dan untuk di Bali jadi rujukan, sehingga untuk kasus gangguan pergerakan atau movement disorder tidak perlu jauh ke Surabaya atau Jakarta," ujar Prof Sri.

Ia turut menyampaikan bahwa tak sedikit kasus yang membutuhkan metode ini, namun karena keterbatasan alat maka ditentukan skala prioritas.

Baca Juga:Vaksin Booster Kedua Mulai Diterima Pemprov Bali, Sasaran Pertama: Tenaga Kesehatan

Dengan adanya tambahan bantuan ini, Prof Sri berharap ke depan metode ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin demi pasien, bahkan muncul harapannya agar Stereotactic Surgery menjadi bagian dari tanggungan BPJS Kesehatan.

Pada operasi Stereotactic Surgery yang berlangsung di Denpasar itu, tim bedah syaraf RSUP Prof Ngoerah mampu menyelesaikannya dalam waktu 30 menit, dengan tambahan dua jam waktu persiapan.

Tahapan pertama yaitu persiapan alat Stereotactic Surgery dan pembiusan, selanjutnya pemasangan rangka di kepala pasien dan CT Scan. Dari hasil CT Scan, tim dokter memantau koordinat sasaran yang dituju. Dilakukan lah perencanaan jalur masuknya alat dan setelah itu operasi otak dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini