4 Fakta Patung Garuda Wisnu Kencana, Lokasi Dinner KTT G20 di Bali yang Jarang Diketahui Publik

Berikut fakta unik patung GWK yang dijadikan lokasi dinner KTT G20.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 16 November 2022 | 19:25 WIB
4 Fakta Patung Garuda Wisnu Kencana, Lokasi Dinner KTT G20 di Bali yang Jarang Diketahui Publik
Kemeriahan gelaran seni di Patung GWK, saat KTT G20 Bali. (Instagram/@g20org)

SuaraJogja.id - KTT G20 resmi digelar di Bali Indonesia yang digelar pada 15-16 November 2022 menjadi sorotan dunia. Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Bali dipilih jadi lokasi makan malam para tamu yang datang ke Pulau Dewata. 

Dalam acara makan malam pemimpin negara dunia yang dihadiri mulai Presiden Amerika, Joe Biden, Presiden China XI Jinping hingga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tengah mengenakan kemeja batik, gaun hingga kain selendang dengan motif batik maupun tenun asli Indonesia.

Jadi tempat yang memukau, ini fakta unik patung GWK di Bali yang perlu kamu tahu. 

1. GWK karya pematung Internasional asal Indonesia

Baca Juga:Sempat Ditangkap Polisi Gegara Aksi Tolak KTT G20, 14 Aktivis di Mataram Dipulangkan

GWK merupakan proyek besar inisiatif Pematung Internasional Indonesia asal Tabanan, Bali, bernama Nyoman Nuarta. Saat itu, Nyoman tidak hanya sekedar ingin membuat  patung saat itu ia ingin membuat kawasan tujuan wisata baru di Bali.

Wisatawan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Badung, Bali, Sabtu (30/1/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Wisatawan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Badung, Bali, Sabtu (30/1/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]

Bagi Nyoman Nuarta tempat tersebut haruslah menunjukkan nilai budaya bangsa, sekaligus tempat untuk mementaskan aneka seni Nusantara, bahkan dunia, lalu tercetuslah ide pembuatan GWK, sebagai simbol sikap hormat manusia kepada Pencipta, dan cinta pada alam.

2. Luas dan berat Patung GWK

Selain karya yang fantastis yang mendetail, namun luas Taman budaya GWK ini dikenal karena ukurannya. Lebar patung 64 meter, tinggi 125 meter terdiri dari patung 75 meter, tempat berpijak patung setinggi 50 meter. Posisi patung 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di permukaan laut (mdpl).

Berat patung diprediksi mencapai 3.000 ton karena terbuat dari tembaga dan kuningan yang diimpor dari Jepang, serta tahan terhadap gempa, angin, dan pengaruh cuaca di sekitar. GWK juga berada di lahan seluas 200 hektar, tapi baru 200 hektar. 

Baca Juga:KTT G20: Siapa yang akan Membayar Tagihan Listrik Bersih Indonesia?

3. Perjuangan pembangunan yang panjangUntuk menjadikan Taman Budaya GWK hingga saat ini, butuh perjalanan yang cukup panjang dan lama. Ide ini dicetuskan pada 1980-an, dan tidak mudah diterima masyarakat. Hingga akhirnya butuh waktu 8 tahun hanya untuk memperkenalkan idenya saja.

Setelah itu, pada tahun 1997, proyek GWK ini bisa dimulai, dimana saat itu Presiden Soeharto jadi sosok yang meletakan batu pertamanya, dilakukan Minggu, 8 Juni 1997.

Suasana taman budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, Minggu (17/3).  [Suara.com/Oke Atmaja]
Suasana taman budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, Minggu (17/3). [Suara.com/Oke Atmaja]

4. Dikerjakan ratusan pekerja

Ukurannya yang cukup besar, patung GWK ini melibatkan ratusan pekerja yang bekerja sama, bagian pertama patung yang berhasil dibentuk dan disimpan di Bukit Kapur yang sudah ditinggalkan para penambang, yaitu kepala hingga dada dan tangan Bhatara Wisnu atau Dewa Wisnu, termasuk juga kepala Garuda berhasil diselesaikan.

Tapi patung ini lebih dulu dikerjakan di Bandung, kemudian dipotong dan dikirim ke bagi menggunakan ratusan truk. Baru kemudian dirangkai dan disatukan kembali.

Itulah deretan fakta terkait GWK yang dijadikan lokasi dinner di perhelatan KTT G20 di Bali. Saat berlangsung, patung GWK menjadi latar para tamu kenegaraan untuk makan malam bersama saat itu.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak