Sikapi Maraknya Toko Buku yang Tutup, Lebih dari 1,5 Juta Buku Dipamerkan di Big Bad Wolf Books Jogja

Kehadiran buku secara fisik bisa meningkatkan literasi masyarakat.

Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 01 September 2023 | 22:35 WIB
Sikapi Maraknya Toko Buku yang Tutup, Lebih dari 1,5 Juta Buku Dipamerkan di Big Bad Wolf Books Jogja
Para pengunjung melihat jutaan buku di BBW digelar di JEC Yogyakarta selama sepuluh hari ke depan mulai Jumat (01/9/2023). [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Di tengah perkembangan teknologi informasi (TI), keberadaan toko buku semakin ditinggalkan. Bahkan beberapa waktu terakhir marak toko-toko buku yang tutup akibat sepi pembeli.

Menyikapi fenomena ini, Bazar Buku Internasional Big Bad Wolf Books (BBW) digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta selama sepuluh hari ke depan mulai Jumat (01/9/2023). Pameran ini menghadirkan lebih dari 1,5 juta buku beragam variasi karya penulis lokal dan internasional dari berbagai belahan dunia seperti Amerika Serikat (AS), Malaysia, Inggris, Kanada dan lainnya.

"Dengan menghadirkan 1,5 juta buku ini sebagai upaya untuk meningkatkan literasi bagi masyarakat untuk tetap mencintai buku meski banyak toko-toko buku besar yang tutup saat ini," ujar Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi disela acara.

Menurut Uli, kehadiran buku secara fisik bisa meningkatkan literasi masyarakat. Hal ini sudah dibuktikan di Cina. Literasi masyarakat di negara itu naik 10 persen setelah ada kebijakan membaca buku secara fisik alih-alih secara digital.

Baca Juga:Cari Tahu Cara Mengatasi Overthinking Lewat Buku "Overthinking is My Hobby, and I Hate It"

Karena belajar dari negara tersebut, Indonesia mestinya bisa melakukan hal yang sama. Peningkatan literasi masyarakat perlu ditingkatkan dengan membaca buku secara fisik.

"Karena kita tahun membaca buku secara fisik itu kita bisa merasakan lebih sehat, khayalan lebih banyak," ujarnya.

Uli menambahkan, selain menyediakan fasilitas buku-buku murah dan terjangkau, peningkatan literasi masyarakat bisa dilakukan dengan menambah variasi-variasi buku di pasaran. Sehingga ketertarikan masyarakat untuk membaca buku bisa meningkat.

Apalagi buku menjadi sarana informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Berbeda dari informasi dari dunia maya yang juga memunculkan informasi yang tidak benar atau hoaks.

"Kalau buku kan jelas ada penerbit, pengarangnya siapa, bahkan ada nomor teleponnya. Kita bisa protes bila ceritanya adalah salah atau hoaks," ungkapnya.

Baca Juga:Toko Buku Gunung Agung Diserbu Pengunjung, Banyak Diskon Gede-gedean

Uli menambahkan, dengan menambah variasi buku maka masyarakat akan menunggu kehadiran buku-buku baru lebih bertanggungjawab. Apalagi di Kota Pelajar ini, kehadiran buku-buku yang dipamerkan dalam berbagai kesempatan bisa menjadi pilihan wisata literasi yang berkualitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak