SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyatakan kualitas udara di Kota Yogyakarta masuk dalam kategori baik hingga sedang. Musim kemarau yang berkepanjangan membuat kualitas udara itu lantas menjadi sedang.
Analis Kebijakan DLH Kota Yogyakarta, Intan Dewani menuturkan kualitas udara ini hasil dari pemantauan yang dilakukan di beberapa tempat. Di antaranya di sekitar Tugu Yogyakarta, Tamansari, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan DIY.
Pemantauan ini menggunakan mobil laboratorium kualitas lingkungan, untuk melihat kualitas udara dan air. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode active sampler menggunakan alat impinger untuk parameter gas NO2, SO2, O3.
Selain parameter gas, dilakukan juga pengukuran parameter meteorologis untuk mengetahui suhu, kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin maupun arah angin menggunakan thermo hygrometer dan anemometer.
Baca Juga:KPK Telisik Aliran Uang Tersangka Eks Bea dan Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Melalui Istrinya
Pihaknya juga melakukan uji kebisingan menggunakan alat sound lever meter. Guna mengetahui seberapa besar tingkat polusi suara di lokasi seperti permukiman dan jalanan.
"Jika sudah memiliki sample maka selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan proses pengujian lebih lanjut. Seluruh hasil uji nantinya akan digunakan Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai dasar perumusan berbagai kebijakan dalam upaya pengendalian pencemaran udara di wilayah kota Yogyakarta," kata Intan, Jumat (29/9/2023).
Disampaikan Intan, sejak bulan Agustus hingga akhir September 2023 kualitas udara masih di bawah angka 50 Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada beberapa parameter. Sedangkan untuk parameter PM2,5 atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer) melampaui angka 50 IPSU dengan hasil baik-sedang.
"Pemantauan sesaat satu jam tidak dapat menjadi acuan kualitas udara untuk seluruh kota Yogyakarta, tetapi kita memiliki alat Air Quality Monitoring System (AQMS) atau sistem pemantau kualitas udara dengan jarak 5 kilometer dengan pemantauan selama 24 jam lebih efektif untuk mengukur kualitas udara di Kota Jogja," tuturnya.
Ia mengungkapkan ada beberapa faktor yang membuat kualitas udara di Kota Yogyakarta meningkat. Di antaranya bisa diakibatkan aktivitas industri, transportasi, dan urbanisasi yang menyebabkan peningkatan emisi polutan.
Baca Juga:Tekiro Bekali Masyarakat Prakerja dengan Pelatihan Mekanik di Yogyakarta
"Saya berharap, semua pihak terkait, perlu membuat kebijakan untuk saling melengkapi menjaga kualitas udara khususnya di Kota Yogyakarta," ucapnya.