SuaraJogja.id - Media sosial tengah viral dengan curhatan orang tua yang putranya gagal menjadi juara dalam Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman. Hal itu diduga akibat keputusan panitia yang menyebabkan anaknya tak juara.
Berdasarkan deskripsi yang beredar, anak yang bernama Egi seharusnya berhasil finish di posisi kedua pada perlombaan renang 100 meter gaya bebas. Namun entah apa yang terjadi Egi tak diumumkan sebagai juara.
Tidak diumumkannya Egi disebut karena catatan waktu yang berbeda dari panitia. Orang tua Egi sebenarnya sudah melayangkan protes kepada panitia saat itu dilengkapi dengan video menunjukkan finish tercepat kedua.
Namun ternyata panitia tidak menggubris protes dan tetap pada keputusan awal. Hal itu membuat Egi pulang ke rumah dengan keadaan kecewa dan menangis.
Baca Juga:4 Kedekatan Duta Sheila On 7 dengan Warga Sleman, kerap Disorot hingga jadi Viral di Media Sosial
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Sleman, Agung Armawanta mengatakan bahwa dalam perlombaan renang itu ada standar serta aturan yang sudah ditentukan saat technical meeting (TM) sebelum pelaksanaan. Salah satu aturannya disebutkan hanya kontingen atau official tim yang boleh melakukan protes.
"Maka di kontingen itu yang boleh melakukan protes atau aduan yang kurang pas adalah official," kata Agung, Kamis (30/11/2023).
Dijelaskan Agung, terkait perhitungan sendiri pada setiap line sudah ada time keeper untuk start dan finish. Pada intinya ia meyakini bahwa semua sudah diatur atau dikalibrasi dengan baik.
"Artinya gini kan nomernya banyak, yang lain juga tidak ada komplain dengan time keeper itu. Mudah-mudahan dan logikanya mestinya semua, mestinya sudah diamati dikalibrasi sebelumnya," ucapnya.
Namun ia pun tak memungkiri bahwa akan ada perbedaan saat hanya dilihat melalui pandangan visual saja dibandingkan dengan menggunakan time keeper. Oleh sebab itu pihaknya akan melakukan cek ulang serta klarifikasi kepada pihak-pihak berkaitan besok.
"Kita akan cek ulang apakah time keeper ini ada note, kalau angka 50 meter kan sekali sentuh langsung nyentuh. Kalau yang bolak-balik memang ada namanya didiskualifikasi kalau pas balik itu enggak nyentuh [tembok]," katanya.