SuaraJogja.id - Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menilai rencana pemerintah membagikan bantuan sosial (bansos) untuk keluarga miskin baru akibat judi online kurang tepat. Menurutnya bansos lebih tepat diberikan kepada keluarga berprestasi yang kurang mampu.
"Bagi saya judi online itu kan pilihan, yang tidak harus dilakukan oleh masyarakat karena ini merugikan. Bagi saya coba ini [pemberian bansos] dilihat kembali apakah ini menguntungkan atau tidak," kata Danang, Rabu (19/6/2024).
"Saya harap masih banyak masyarakat dan pemuda yang berprestasi yang belum kita beri reward, kan gitu. Ini kok malah diberikan, eman-eman juga kan seperti itu," imbuhnya.
Danang menilai bahwa masih ada banyak anak muda berprestasi namun dari berasal dari keluarga kurang mampu yang belum mendapat bantuan. Sehingga jika memang ada bantuan maka lebih tepat diberikan kepada anak-anak muda berprestasi itu.
Baca Juga:Jelang Idul Adha, Ini Langkah Pemkab Sleman untuk Penuhi Kebutuhan Pokok hingga Hewan Kurban
"Mungkin anak-anak yang tidak mampu, keluarga yang tidak mampu yang berprestasi didorong seperti itu akan lebih baik daripada untuk ini, kan diberi bansos, anak-anak kurang mampu, orang tua kurang mampu kan lebih tepat, artinya itu lebih pas menerima itu yang berprestasi," terangnya.
Terkait judi online sendiri, Danang mengaku prihatin. Mengingat dengan kemajuan teknologi sekarang ini akan sulit untuk dibendung dan dibatasi.
Diperlukan edukasi secara menyeluruh terkait hal-hal tersebut khususnya kepada anak-anak muda. Terkait dengan larangan judi online dan dampak berbahaya lainnya.
"Kita belum pernah melihat bahwa orang yang menang dan kalah judi online itu mempunyai prestasi dan diakui oleh pemerintah, itu kan larangan, tapi kalau kita arahkan di sini-sini kan nanti pasti beda, karena teknologi itu tidak bisa kita hindari, tapi jangan disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif," tuturnya.
"Makanya kita lebih baik mengedukasi teman-teman muda ini terkait dengan apa kejelekan judi online dan mungkin yang akan menimpa kita itu seperti apa sebelum mereka kecanduan," sambungnya.
Baca Juga:Tiga Nama Berebut Rekomendasi Bakal Calon Bupati Sleman dari PDIP untuk Pilkada 2024
Mengajak dan mewadahi generasi muda untuk memanfaatkan teknologi ke hal-hal lebih positif harus terus dilakukan. Misalnya saja dengan mengarahkan untuk berfokus kepada e-sport.
"Mungkin nanti esport kemarin kita sudah lakukan, daripada sama-sama pegang hp untuk judi online ngapain kan e-sport besok masuk di PON juga, kan enggak ada salahnya kita bikin forum seperti itu," tandasnya.
"Saya yakin pemuda Sleman kalau mendengar masukan dan tadi hanya tinggal kita meramu dan memberi ruang kepada pemuda-pemuda ini agar kreatif terus, kalau mempunyai kegiatan kreatif ini saya yakin lah hal-hal yang mungkin itu menjadi pikiran negatif ini bisa kendalikan dan bisa ditahan," pungkasnya.
Bansos untuk Korban Judi Online
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan banyak keluarga miskin baru akibat dari permainan judi online.
Muhadjir menyebut keluarga miskin baru itu kini menjadi tanggung jawab pihaknya. Sebab, kata dia, Kemenko PMK bertugas membenahi dari sisi dampak adanya judi online.
"Jadi tugas Kemenko PMK kalau memang sudah ditahan oleh pak Menko Polhukam, kita membenahi dari sisi dampaknya aja," ujar Muhadjir di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/6/2024).
"Ya termasuk banyak yang menjadi miskin baru itu menjadi tanggung jawab kita, tanggung jawab dari Kemenko PMK," kata Muhadjir.
Keluarga miskin baru akibat judi online itu kini turut dimasukan dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) senagai penerima bantuan sosial atau bansos. Upaya itu sebagai langkah riil dari Kemenko PMK dalam menanggulangi dampak dari permainan judi online.