Cermati Wacana Pemasangan Chattra Borobudur, Dosen Arkeologi FIB UGM: Ada Potensi Bahaya Bagi Pengunjung

Chattra yang akan dipasang di puncak stupa induk Borobudur itu perlu diperhatikan benar-benar. Termasuk dengan potensi ancaman bencana di sekitar Borobudur.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 12 September 2024 | 11:49 WIB
Cermati Wacana Pemasangan Chattra Borobudur, Dosen Arkeologi FIB UGM: Ada Potensi Bahaya Bagi Pengunjung
Umat Buddha melakukan pradaksina di puncak Candi Borobodudur, Kabupaten Magelang, Jumat (17/11/2023). [ANTARA/Heru Suyitno]

SuaraJogja.id - Dosen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, Aditya Revianur menjadi salah satu pihak yang menyoroti rencana pemasangan chattra di Candi Borobudur. Menurutnya pemasangan itu berpotensi membahayakan masyarakat. 

Pasalnya tidak hanya umat Budha saja yang datang ke Candi Borobudur. Melainkan juga masyarakat umum yang berkunjung sekadar untuk wisata edukasi dan sejarah.

"Ada masyarakat awam, ada umat budha. Jadi yang ke Borobudur kan tidak semua orang Budha. Tapi juga masyarakat yang sudah membeli tiket," kata Aditya dalam acara 'Diskusi Permasalahan Rencana Pemasangan Cattra Borobudur' di Auditorium Soegondo FIB UGM, Kamis (12/9/2024).

Chattra yang akan dipasang di puncak stupa induk Borobudur itu perlu diperhatikan benar-benar. Termasuk dengan potensi ancaman bencana di sekitar Borobudur. 

Baca Juga:Dari Rafael Alun ke Kaesang: Mampukah KPK Buktikan Taji Lawan Gratifikasi 'Orang Dalam'?

"Permasalahan itu menahan angin atau juga ada ancaman petir. Kalau sekarang itu ada penolak petir. Nah kalau dipasang chattra bagaimana kalau nanti ada angin, ada petir," ucapnya.

Belum lagi, dikatakan Aditya, batu yang chattra yang akan dipasang sendiri tidak sekuat dulu. Mengingat batu tersebut berumur sekitar 100 tahun lebih.

Jika nekat dipasang maka sangat berpotensi untuk membahayakan pengunjung. Apalagi ditambah dengan ancaman bencana dan fenomena alam yang akan terjadi.

"Kemudian batu yang dipasang chattra sudah lapuk karena batu van Erp itu usianya sudah 100 tahun ya kalau tidak salah itu sudah lama sekali," ujarnya.

"Kemudian ada batu yang dikumpulkan van Erp di sekitar candi dan itu kalau dipasang lagi kan tidak sekuat dulu. Kalau gempa gimana, pasti akan jatuh ke bawah dan akan membahayakan pengunjung yang ada di bawah yang ada sekitar teras atas candi," tambahnya.

Baca Juga:Bantul Kukuhkan Agen Keselamatan untuk Kampanyekan Tertib Lalu Lintas

Rencana pemasangan chattra di Borobudur itu, Aditya bilang perlu kajian mendalam lagi. Tidak bisa dilakukan secara gegabah atau serampangan begitu saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak