Shin Tae-Yong Dipecat, Pengamat Asal Jogja Bahas Risiko Timnas di Kualifikasi Piala Dunia

Tantangan besar akan dihadapi pelatih baru saat menukangi Timnas Indonesia di kualifikasi nanti.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 06 Januari 2025 | 20:15 WIB
Shin Tae-Yong Dipecat, Pengamat Asal Jogja Bahas Risiko Timnas di Kualifikasi Piala Dunia
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (Instagram)

SuaraJogja.id - Pengamat sepakbola sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fajar Junaedi memberikan respons usai Shin Tae-Yong dipecat oleh PSSI. Menurutnya saat ini Timnas Indonesia sedang berada dalam fase kritis.

Diketahui Shin Tae-yong resmi diberhentikan sebagai pelatih timnas Indonesia, Senin (6/1/2025). Kabar ini disampaikan langsung oleh Ketum PSSI, Erick Thohir.

Menurut pria yang juga Sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga Muhammadiyah itu, keputusan untuk mengganti pelatih dalam situasi saat ini tidak terlalu ideal.

"Timnas sepakbola kita saat ini berada dalam fase kritis, mengingat posisi yang aman di kualifikasi putaran ketiga Piala Dunia," kata Fajar saat dikonfirmasi, Senin.

Baca Juga:Berambisi Menang Lawan Persekat Tegal, Pelatih PSIM Yogyakarta: Bisa Jadi Jalan Pembuka ke Babak Delapan Besar

"Mengganti pelatih berarti butuh waktu itu adaptasi para pemarin dengan pelatih, pelatih baru tidak memiliki banyak waktu untuk adaptasi dengan pemain karena Indonesia akan berjumpa Australia dan Bahrain pada Maret 2025 nanti," imbuhnya.

Disampaikan Fajar, dalam kajian ilmu komunikasi, pertemuan orang baru akan berhadapan dengan ketidakpastian atau dalam kajian ilmu komunikasi dinamakan sebagai Uncertainty Reduction Theory.

Menurut teori ini, ia memaparkan ada dua jenis ketidakpastian yang muncul ketika individu saling berinteraksi, yaitu ketidakpastian kognitif dan ketidakpastian perilaku. Ketidakpastian kognitif berkaitan dengan keyakinan, pengetahuan, dan informasi seseorang mengenai orang lain pada saat berinteraksi.

Sedangkan ketidakpastian perilaku berkaitan pada bagaimana individu memperkirakan perilaku yang akan diambilnya ketika berinteraksi pada situasi tertentu.

Hal itu menjadi tantangan besar yang kemudian perlu dihadapi oleh pelatih dan pemain nantinya. Terkhusus agar dapat meningkatkan keharmonisan dalam waktu singkat.

Baca Juga:Jelang Lanjutan Kompetisi Liga 1, Pelatih Minta Kiper PSS Sleman Jaga Motivasi

"Adanya pelatih baru akan membawa timnas sepakbola pada kondisi ini. Ada ketidakpastian kognitif dan ketidakpastian perilaku. Tantangannya adalah mengurangi ketidakpastian ini, sehingga pelatih dan pemain bisa harmonis," ucapnya.

Belum lagi dengan berbagai tekanan yang muncul dari luar. Mulai dari tuntutan publik yang tinggi hingga komunikasi di luar lapangan.

"Pelatih baru, siapapun orangnya, dihadapkan pada persoalan ini dengan internal pemain. Sementara itu juga, tuntutan publik yang tinggi juga akan dihadapi pelatih baru," tegasnya.

"Jika performa timnas sepakbola di bawah pelatih baru tidak secemerlang STY tentu tekanan publik, terutama di media sosial akan menguat. Demikian pula tekanan dari media massa yang akan membandingkan dengan performa timnas di bawah STY," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini