TKP ABA Tutup: Pedagang & Jukir Terancam di Menara Kopi? Akses Sulit, Lahan Sempit Jadi Sorotan

Para pedagang dan jukir meski mulai berbenah, mereka mengkhawatirkan kondisi tempat baru pasca relokasi.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 02 Juni 2025 | 20:35 WIB
TKP ABA Tutup: Pedagang & Jukir Terancam di Menara Kopi? Akses Sulit, Lahan Sempit Jadi Sorotan
Lokasi baru pedagang dan jukir TKA ABA di Menara Kopi Kotabaru, Senin (2/6/2025). [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Sejumlah pedagang dan juru parkir (jukir) di Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) mulai membongkar lapak usai penutupan kawasan parkir tersebut, Senin (2/6/2025).

Mereka memindahkan barang-barang ke kawasan baru di Menara Kopi Kotabaru.

Meski mulai berbenah, mereka mengkhawatirkan kondisi tempat baru pasca relokasi.

Terutama akses kendaraan yang masuk ke kawasan Menara Kopi yang masih sulit.

Baca Juga:TKP ABA Resmi Ditutup, Ratusan dan Jukir Harus Bongkar Lapak ke Menara Kopi

"Kalau melihat kondisi saat ini hanya kendaraan kecil seperti elf dan minibus yang masih bisa melintas ke menara kopi. Sementara bus pariwisata yang menjadi potensi pengangkut rombongan wisatawan, kesulitan masuk karena adanya divider [pembatas jalan permanen] di area akses utama," papar pengelola TKP ABA sekaligus perwakilan pedagang, Agil Suhariyanto di Yogyakarta, Senin siang.

Para pedagang dan jukir, menurut Agil meminta Pemda DIY bisa mengubah pembatas jalan tersebut menjadi portabel.

Menurutnya, pembukaan divider secara fleksibel saat ada aktivitas parkir tidak akan mengganggu lalu lintas umum, namun justru bisa mempercepat pergerakan ekonomi di dalam kawasan.

"Kalau pembatas itu bisa dibuka tutup, minimal saat ada aktivitas parkir atau bongkar muat, itu akan sangat membantu. Sekarang akses masuk cukup sulit. Padahal, kelancaran akses ini penting agar pedagang bisa segera bangkit," ungkapnya.

Apalagi segmen pedagang yang mayoritas merupakan lanjut usia cenderung bertahan dengan pola jualan konvensional.

Baca Juga:Kontrak ABA Diperpanjang, 15 Hari Penentu Nasib Ratusan Jukir dan Pedagang

Perubahan sistem atau konsep kawasan yang terlalu modern, menurutnya dikhawatirkan tidak akan bisa diterima para pedagang.

Karenanya mereka berharap Pemda bisa mempertimbangkan karakteristik para pelaku usaha yang telah lama berjualan di TKP ABA dalam membuat kebijakan baru di Menara Kopi.

Sebab relokasi kali ini juga menyisakan tantangan dalam penataan lapak. Tidak semua pedagang dapat menempati kios karena keterbatasan lokasi.

Sebagian lainnya harus berjualan di area luar bangunan, yang kini juga mulai digunakan untuk parkir kendaraan roda dua dan roda empat.

Dalam perencanaan awal, area terbuka tanpa atap akan difungsikan sebagai parkir mobil, sementara area di luar kios akan dipakai untuk parkir motor.

"Harus dipikirkan penataan yang adil. Semua pedagang harus terakomodasi, jangan sampai ada yang tertinggal hanya karena tempatnya dianggap tidak strategis," ungkapnya.

Dari sisi personel lapangan, relokasi ini juga berdampak pada jukir dan petugas keamanan.

Di TKP ABA, terdapat sekitar 23 orang jukir di lantai 1 dan 70-an lainnya di lantai 2 dan 3.

Karenanya di Menara Kopi yang memiliki keterbatasan lahan parkir, pengelola akhirnya harus mengambil inisiatif melakukan pembagian shift kerja.

Jukir dan petugas di bagian bawah akan dibagi dalam shift pagi, siang, dan malam.

Sedangkan yang di bagian atas hanya akan masuk satu kali dalam sehari dan berganti orang di hari berikutnya.

Hal ini dilakukan karena janji Pemkot untuk menyiapkan 30 titik distribusi para juru parkir belum juga terealisasi

"Kami tetap minta agar tidak ada pengurangan tenaga. Semua harus tetap bisa bekerja dan beradaptasi di tempat baru," ungkapnya.

Dimulai pasca Idul Adha

Agil menambahkan, meski sudah mulai ada persiapan relokasi, pemindahan penuh pedagang dan jukir ke Menara Kopi belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Pertemuan dengan para pedagang telah dilakukan, dan mereka diminta bersabar hingga proses penataan rampung.

Namun diperkirakan pemindahan resmi dilakukan setelah libur panjang Idul Adha pada minggu ini.

"Tapi yang paling penting sekarang ini adalah bagaimana akses masuk itu bisa diperlancar. Kalau aksesnya lancar, beban psikologis pedagang juga berkurang dan rasa percaya diri mereka bisa pulih," ujarnya.

Sementara salah seorang jukir, Tri Suwito mengaku selama penataan Menara Kopi belum kelar, dia tidak bisa membuka lapak parkir di kawasan tersebut.

Padahal TKP ABA sudah ditutup dan tidak lagi bisa digunakan saat ini

"Yang jelas, soal kepindahannya saya belum tahu pasti. Tapi yang pasti, mulai hari ini, lokasi yang lama sudah ditutup. Bus pun tidak bisa masuk ke sana," ujar dia.

Suwito mengungkapkan Pemkot meminta jukir menerima dan menyesuaikan kondisi di Menara Kopi. Mereka baru bisa beroperasi pasca kawasan baru sudah jadi ditata.

Namun dia berharap sebelum dibuka, ada akses jalan dari sisi barat agar kendaraan juga bisa masuk ke kawasan Menara Kopi.

Sebab, saat ini akses jalan menuju Malioboro tertutup divider.

"Iya, harapannya ada kebijakan untuk membuka akses jalan. Kemarin dari koordinator TKP ABA, dan beberapa lainnya juga sudah meminta agar akses jalan dibuka kembali. Agar lebih mudah dilalui mobil dan motor karena sekarang, kalau naik mobil atau motor harus memutar jauh lewat stadion. Itu menambah waktu dan menyulitkan," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak