Terjebak di Kamboja: Kisah Pilu Puspa, PMI Ilegal yang Dipaksa Jadi Scammer dan Korban Kekerasan Seksual

Dinsos DIY melakukan rehabilitasi untuk pemulihan korban.

Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 18 Juli 2025 | 20:28 WIB
Terjebak di Kamboja: Kisah Pilu Puspa, PMI Ilegal yang Dipaksa Jadi Scammer dan Korban Kekerasan Seksual
Ilustrasi kekerasan seksual dialami wanita. [Antara]

Setibanya di tanah air, ia dirujuk ke Dinas Sosial DIY yang menangani kasus perempuan dan anak.

Di tempat ini pula selama selama 3,5 bulan Puspa menjalani rehabilitasi.

"Traumanya mulai pulih saat ini," ujarnya.

Meski sempat menjadi bagian dari praktik penipuan digital, hingga kini belum ada proses hukum yang diarahkan kepadanya.

Baca Juga:Aksi Heroik Berujung Penjara? Fortuner Pelat Jogja yang Viral Bantu Ambulans di Riau Terancam Pidana

Status perempuan ini tetap diperlakukan sebagai korban.

"Memang dia sempat jadi pelaku penipuan, tapi belum masuk ranah hukum. Ini juga yang sedang kami koordinasikan dengan DP3AP2 (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak-red), apakah nanti akan ada proses hukum atau tidak," jelasnya.

Korban menyatakan keinginannya untuk bangkit dan mandiri setelah rehabilitasi. Ia berharap bisa bekerja kembali secara legal.

Dinsos saat ini tengah menyusun rencana pendampingan lanjutan bersama DP3AP2 DIY untuk memastikan ia tidak kembali masuk ke jalur ilegal.

Dinsos juga akan menjalin koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Tenaga Kerja dan instansi terkait untuk mencegah terulangnya kasus serupa.

Baca Juga:Ironi Yogyakarta: Kota Pendidikan dan Pariwisata Dilanda PHK, Pemerintah Akui Job Fair Tak Efektif?

Terlebih karena banyak warga Indonesia, terutama perempuan, tergiur iming-iming kerja cepat melalui jalur tidak resmi.

"Dia ingin kerja, ingin usaha. Tapi kita pastikan jangan sampai dia jatuh lagi ke lingkaran yang salah. Ini bukan cuma soal sosial, tapi juga tenaga kerja. Harusnya mereka diberangkatkan lewat jalur resmi. Kalau seperti ini, mereka rentan ditipu dan disiksa," ungkapnya.

Endang menyebut, kasus serupa sebelumnya memang pernah terjadi, namun tidak seberat Puspa.

Sebab kasus perempuan ini cukup kompleks, mulai penipuan lintas negara, kekerasan fisik hingga eksploitasi seksual.

"Ini kasus yang paling berat. Karena kejadian di luar negeri, bukan di Indonesia. Penanganannya pun lebih kompleks," ungkapnya.

Puspa dalam keterangannya mengungkapkan kisahnya berawal dari kenalan Puspa mengaku punya restoran di Thailand dan menawarkan posisi staf dapur dengan gaji 900 dolar. Namun alih-alih ke Thailand, dia dibawa ke Kamboja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak