SuaraJogja.id - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menggagas penerapan layanan parkir valet sebagai solusi untuk mengatasi masalah parkir liar di sepanjang kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Wacana ini muncul menyusul banyaknya kendaraan yang parkir di titik-titik yang sebenarnya terlarang.
"Saya sedang mempertimbangkan kemungkinan penerapan layanan seperti valet di sejumlah titik yang saat ini masih digunakan untuk parkir, padahal seharusnya tidak diperbolehkan," ujar Hasto saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Senin (28/7/2025).
Dengan skema parkir valet, kendaraan akan diarahkan oleh petugas menuju lokasi parkir resmi yang telah ditentukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Baca Juga:Siap-siap Warga Jogja! Bayar Parkir Tak Bisa Lagi Pakai Uang Cash
Hasto menilai sistem ini bisa menjadi alternatif penataan parkir, khususnya di area padat yang selama ini sulit dikendalikan dengan cara konvensional.
"Kendaraan nanti dibawa ke tempat parkir yang direkomendasikan, dan pengguna cukup menitipkan kendaraan. Ini sedang saya pertimbangkan," lanjutnya.
Selain wacana parkir valet, Pemkot Yogyakarta juga tengah mendorong percepatan digitalisasi pembayaran parkir menggunakan sistem QRIS. Upaya ini diharapkan mampu menekan praktik 'nuthuk' atau pungutan parkir dengan tarif tidak wajar.
"Di Jogja ada lebih dari 700 titik parkir tepi jalan, namun baru 10 titik yang sudah menggunakan sistem digital. Maka dari itu, kami akan percepat proses digitalisasi ini," jelas Hasto.
Hasto menargetkan, pada tahun 2025, sistem parkir digital berbasis QRIS bisa diterapkan di 80 persen titik parkir yang ada di Kota Gudeg ini.
Baca Juga:Jogja Darurat Sampah: Penertiban Swasta Berujung Tumpukan Menggunung, WTE Jadi Harapan Terakhir?
"Kalau sampai 100 persen mungkin cukup berat, tetapi jika bisa mencapai 80 persen saja, itu sudah cukup bagus," kata dia.