SuaraJogja.id - Nelayan di Laguna Trisik Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) digegerkan dengan kematian sekitar satu ton ikan di perairan tersebut.
Kematian ikan tersebut diduga karena pencemaran limbah budidaya udang yang berada di dekat Laguna Trisik.
Persoalan tersebut hingga kini masih ditangani Pemkab Kulon Progo melalui dinas kelautan dan perikanan (DKP) setempat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil DKP Kulon Progo Sugiharto mengaku mendapat laporan dari nelayan Trisik, Kecamatan Galur sejak Rabu (5/6/2019).
"Sampai saat ini, ikan yang mati lebih dari satu ton. Kami menduga ikan mati disebabkan limbah tambak laguna di sekitarnya," katanya dilansir dari Antara, Senin (10/6/2019).
Ia mengatakan petambak udang membuang limbah ke Laguna Trisik. Kemudian, pada musim kemarau air di laguna mengalami penyusutan, sehingga kandungan bahan organik meningkat dan menyebabkan ikan di dalam laguna mati.
Menurut rencana, jelas Sugiharto, ikan yang mati akan dikubur masal. Saat ini, DKP Kulon Progo dan nelayan Trisik mengusahakan alat berat untuk menguruk dan mengubur ikan yang mati. Jenis ikan yang mati, yakni nila hitam, petik, keting, dan berbagai jenis ikan lainya.
"Ikan yang mati akan dikubur pada, Rabu (12/6). Lokasi kuburan ikan direncanakan di tepi laguna," katanya.
Dia juga mengimbau kepada pembudi daya tambak udang membuat bak penampungan pembuangan. Selama ini, mereka mengabaikan lingkungan, limbah dibuang ke laguna.
Baca Juga: Komisi VII Temukan Penyimpangan Pengelolaan Limbah di Riau
"Kami sampaikan imbauan kepada mereka, tolong buatkan bak penampungan supaya air yang keluar ke laguna sudah bersih. Jangan dibuang langsung, yang kotorannya masih sangat tinggi," katanya.
Sementara itu, DKP Kulon Progo sudah mengambil sampel untuk mengukur PH air. Kadar normal PH normal 7, tetapi di Laguna Trisik mencapai 9,33.
"Hal ini dapat menyebabkan ikan mati dan seluruh biota dalam laguna juga mati," kata Kasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan DKP Kulon Progo Siti Khoiriyah. (Antara)
Berita Terkait
-
Malaysia Mulai Kembalikan 3.000 Ton Sampah Plastik ke Negara Maju
-
Waspada, Gelombang di Selatan Jateng Bisa Capai 6 Meter saat Kemarau
-
Soal Limbah Baterai PCX Hybrid, Begini Jawab PT AHM
-
Syok, Wanita Ini Dapat Bonus Ikan Mas Mati di Paket Belanja Online
-
Dianggap Berjasa di Banten, Jokowi Diberi Gelar Bapak Nelayan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Megawati Tanam Pohon Bodhi di UGM: Simbol Kebijaksanaan atau Sekadar Seremonial?
-
Kasus Mahasiswa UNY: BARA ADIL Kritik Keras Polda DIY Soal Publikasi Video Penangkapan
-
Bantah Tuduhan Korupsi Dana Hibah Pariwisata, Harda Kiswaya: Semua sudah Saya Sampaikan ke Kejaksaan
-
Prihatin, Bupati Harda Kiswaya Angkat Bicara Soal Mantan Bupati jadi Tersangka Korupsi
-
Sri Purnomo Tersangka, Pengacara 'Lempar Bola Panas' ke Eks Sekda Sleman: Perannya Jauh Dominan!