SuaraJogja.id - Sejumlah perahu milik nelayan yang ditambatkan di Dermaga Pantai Sadeng dan Pantai Baron Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rusak dihempas ombak.
Koordinator Satlinmas Wilayah I Pantai Baron, Sunu Handoko mengatakan, sejak Selasa (12/6/2019) lalu, gelombang tinggi memang sudah terjadi di Pantai Selatan Gunungkidul.
"Sejak Selasa lalu gelombang tinggi memang sudah terjadi di sepanjang Pantai Selatan Yogyakarta," kata Sunu Jumat (14/6/2019)
Namun, pihaknya baru mendapat laporan kejadian nahas menimpa nelayan pada Jumat 14/6/2019 dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
"Dini hari tadi sekitar pukul 02.00 WIB kami mendapat laporan jika ada perahu milik nelayan di pantai Sadeng yang terhempas menghantam karang," kata Sunu.
Sunu menambahkan, tak berselang lama, perahu milik nelayan tersebut karam akibat lambung perahu bocor. Lantas pihaknya segera terjun melakukan evakuasi.
"Setelah tahu ada kapal karam, kita minta semua dievakuasi ke tempat lebih aman," ujarnya
Gelombang tinggi yang terjadi di kawasan tersebut membuat jangkar perahu milik Salam warga Botodayaan Kecamatan Girisubo tercabut. Kapal pun terombang-ambing ke tengah laut sebelum terhempas di batu karang dan karam. Akibat kejadian tersebut, Salam mengalami kerugian sekitar Rp 25 juta. Akibat kejadian tersebut, diperkirakan nelayan pemilik perahu tak bisa melaut lagi setelah kapalnya rusak.
Untuk menghindari kejadian serupa, Sunu meminta kepada semua warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaanya menyusul gelombang tinggi yang mencapai lima meter yang masih terus terjadi hingga tiga hari ke depan.
Baca Juga: Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Yogyakarta
"Tinggi gelombangnya mencapai lima meteran. Jadi saya meminta semuanya waspada," tambahnya.
Kejadian serupa juga terjadi di Pantai Baron. Setidaknya ada lima perahu milik nelayan yang rusak akibat hantaman gelombang tinggi.
Ketua SAR Satlinmas Wilayah II, Marjono menuturkan, lima kapal tersebut rusak karena berbenturan satu sama lain setelah terombang-ambing dihempas gelombang tinggi.
"Benar ada lima perahu rusak setelah berbenturan satu sama lain dan terombang-ambing. Kapal-kapal tersebut sebagian retak namun juga ada yang pecah," kata Marjono
Marjono menambahkan sementara ini nelayan tidak bisa melaut mengingat tiga hari ke depan gelombang tinggi diprediksi masih akan terus terjadi.
"Sementara ini semua nelayan tidak melaut. Prediksi gelombang tinggi selama tiga hari, tetapi kemungkinan nelayan libur melaut lebih lama lagi," tambahnya.
Berita Terkait
-
Ombak Laut Selatan Jawa Berpotensi Capai Enam Meter, Warga Diminta Waspada
-
Puasa Hari Ke-23, DI Yogyakarta Cerah Berawan, Pagi Hingga Malam
-
Sudah Seminggu, Nelayan Cilacap Tak Melaut Akibat Gelombang Tinggi
-
Peringatan Dini BMKG : Siaga Potensi Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter
-
Jokowi Bangun Kampung Bahari Tanpa Pemecah Ombak, Nelayan Curhat ke Tutut
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
10 Destinasi Wisata di Jogja 2025: Dari Kebun Binatang Merapi hingga di Tepi Laut
-
7 Mobil Terbaik dan Tangguh untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025 Bersama Keluarga
-
Crafting Zine: Ruang 'Slow Living' Anak Muda Jogja di Tengah Kesibukan Kuliah
-
Bejat! Gadis Asal Magelang Diduga Diperkosa Kakak Beradik di Kulon Progo
-
Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tinggi, Kasus Narkoba Naik, Ini Kondisi Keamanan Sleman 2025