SuaraJogja.id - Masa pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan menggunakan sistem zonasi untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai dibuka pada Jumat (28/6/2019) hingga Selasa (2/7/2019) mendatang.
Penerapan sistem zonasi tersebut disambut baik beberapa SMP yang berada di wilayah pinggiran Kabupaten Sleman. Salah satunya adalah SMP Negeri 4 Prambanan yang beralamat di Padukuhan Kikis, Sambirejo, Kecamatan Prambanan.
Kepala SMP 4 Prambanan, Sudaryanto, mengaku penerapan zonasi akan menguntungkan bagi sekolahnya dalam hal jumlah siswa.
"Kalau kami di sekolah pinggiran, secara jumlah siswa, lebih menguntungkan jika menggunakan sistem zonasi," katanya Sabtu (22/6/2019)
Baca Juga: Dinas Pendidikan DKI Jakarta Pastikan PPDB Sistem Zonasi Tidak Ricuh
Sudaryanto menambahkan, calon siswa di sekitar SMPN 4 Prambanan tidak perlu lagi ke kota untuk mencari sekolah favorit. Alasannya, kata Sudaryanto, SMPN 4 Prambanan secara kualitas pendidikan dan tim pengajar sudah setara dengan sekolah yang ada di kota.
"Calon siswa tidak perlu lagi harus sekolah ke kota karena alasan kualitas. Artinya, calon siswa di sekitar sini bisa tertampung semua. Lebih dekat dan komunikasi dengan orangtua jauh lebih bagus," paparnya.
"Antarsekolah sekarang belajarnya sama, bukunya sama, fasilitas juga tidak jauh berbeda. Tim pengajar kami pun ada yang lulusan S-2," tambahnya
Sudaryanto menceritakan di sekolah yang dipimpinnya, sudah menggunakan sistem zonasi PPBD sejak dua tahun silam. Penerapan zonasi tersebut berdampak pada meningkatnya prestasi sekolah.
"Ini tahun ketiga kami menggunakan sistem zonasi ini. Secara prestasi ada peningkatan. Misalnya, nilai UN siswa meningkat 14 persen. Tapi itu sebenarnya juga berkat kualitas tim pengajar dan program-program sekolah, " katanya.
Baca Juga: Picu Polemik, Presiden Jokowi Perintahkan Mendikbud Evaluasi PPDB 2019
Selain itu, kata Sudaryanto, sistem zonasi di sekolahnya juga dibarengi dengan kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa belajar bersama dan menghilangkan sifat kompetitif.
Berita Terkait
-
Surat Keluhan Saat Jadi Wali Kota Solo Dicueki Nadiem, Gibran Blak-blakan Carut-marut Sistem Zonasi
-
Awal Mula Munculnya Kebijakan Sistem PPDB Zonasi: Kini Tuai Banyak Kontroversi
-
Jangan Bingung, Ini Perbedaan PPDB Jalur Zonasi dan Prestasi
-
Fenomena Titip KK di PPDB Sistem Zonasi, Praktik Curang Orang Tua Demi Sekolahkan Anak
-
Link Pendaftaran PPDB Jateng 2022
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan