Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 26 Juni 2019 | 18:16 WIB
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Sutrisna Wibawa. [Suara.com/Rahmad Ali]

Untuk dua mata kuliah tersebut, setidaknya Sutrisna menyiapkan masing-masing 25 orang dosen. Akan tetapi pihaknya juga mengimbau kepada semua dosen dan mahasiswa untuk menjauhi sikap-sikap radikalisme.

"Kemudian aksistensi senior kepada mahasiswa untuk membaca al-quran, pemahaman agama yang dibimbing oleh dosen-dosen pendidikan agama dalam rangka meningkatkan ketakwaan tetapi juga untuk menjaga toleransi," imbuhnya

"Mahasiswa baru ada namanya pengenalan kehidupan kampus. Dari awal kita sudah memberi wawasan mengenai nasionalisme. Persatuan, belanegara," tambahnya

Untuk diketahui, dari hasil penelitiannya, LPPM UNUSIA membagi tiga kelompok Islam Eksklusif Trans Nasional yang menyusup ke dalam 8 PTN di Indonesia. Ketiga kelompok itu meliputi Salafi, KAMMI, dan Gema Pembebasan (HTI).

Baca Juga: IAIN Surakarta Bantah LPPM UNUSIA Soal Hasil Riset Islam Trans Nasional

"Kita HTI enggak ada, KAMMI ada tapi itu kan organisasi ekstra kampus. UNY tidak mengurus organisasi semacam itu," imbuhnya

Untuk Masjid sendiri yang sering dicurigai disusupi kelompok tersebut sudah terkelola dengan baik. Pihak takmir pun dipilih dari kalangan dosen dan mahasiswa

"Takmir masjid kita itu dosen dan mahasiswa. Ketua takmir itu dosen dan takmir eksekusinya mahasiswa," tutupnya

Load More