Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Jum'at, 12 Juli 2019 | 22:33 WIB
Pasha Pratama (12), warga Bulu RT5/RW14 Desa Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. [Suara.com/Rahmat Ali]

SuaraJogja.id - Muhammad Pasha Pratama (12), bocah dari kalangan keluarga miskin di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ditolak SMPN 2 Karangmojo tanpa alasan jelas sehingga terancam putus sekolah, menjadi sorotan banyak pihak.

Setelah kasusnya menjadi pemberitaan media-media nasional, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Bahron Rosyid mengakui, Pasha adalah satu dari 52 siswa yang ditolak SMPN 2 Karangmojo karena keterbatasan kuota.

Bedanya, 51 siswa yang ditolak itu kekinian sudah mendaftar di sekolah-sekolah swasta terdekat. Tapi Pasha, karena tak memunyai uang, hingga kekinian belum mendaftar ke sekolah lain.

"Saya sebagai seorang muslim kalau ada yang butuh, ya saya bantu. Selain itu dia juga tetangga saya. Saya akan mengajak kolega untuk membantu, baik biaya seragam, dan transportasi, maupun biaya lain," kata Bahron kepada Suara.com, Jumat (12/7/2019) malam.

Baca Juga: Kakek Jual Kambing buat Seragam, Bocah Miskin Menangis Tak Diterima SMP

Selain membantu secara finansial, Bahron berjanji membantu mendapatkan beasiswa untuk Pasha. Salah satunya yang akan diajukan adalah, beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP). Ia berharap tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena kendala biaya.

"Jangan sampai itu ada anak tidak sekolah karena biaya, untuk siswa miskin kan ada  PIP," ujarnya.

Karena untuk mendapatkan beasiswa PIP itu membutuhkan waktu lama, maka semua biaya yang dibutuhkan Pasha untuk bersekolah sementara ditanggung olehnya.

Bahron berharap, Pasha bisa mendaftar di SMP lain dan semua biaya ditanggung olehnya.

"Tadi keluarganya datang ke kantor saya. Jadi saya sampaikan, silakan dibujuk (Pasha) mau sekolah di mana, suruh pilih. Saya juga ajak kolega saya membantu orang-orang yang sedang membutuhkan.”

Baca Juga: Pasha, Bocah Miskin Terancam Putus Sekolah Akibat Sistem Zonasi

Pasha Pratama (12), warga Bulu RT5/RW14 Desa Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. [Suara.com/Rahmat Ali]

Menangis

Load More