Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 02 Oktober 2019 | 14:09 WIB
Kebakaran Sarkem Yogyakarta. (Suara.com/Atta)

SuaraJogja.id - Yainudin, korban tewas kebakaran kawasan Pasar Kembang atau Sarkem di Yogyakarta mempunyai hobi bakar sampah di sekitar gudang Hotel Abadi Sarkem. Warga sudah sering menasihati karena takut terjadi kebakaran.

Namun nasihat itu cuek tak ditanggapi Yainudin. Sampai pada akhirnya gudang tempat dia tidur terlelap terbakar.

"Kita sudah sering beri tahu, tapi kalau dikasih tahu, selalu mengamuk," kata Bambang, warga sekitar.

Yainudin berasal dari Palembang. Mayatnya ditemukan dalam keadaan hangus di Gudang Hotel Abadi, tempat kebakaran. Lelaki berusua 40 tahun itu hangus terpanggang.

Baca Juga: 1 Warga Tewas saat Sarkem Yogyakarta Kebakaran, Ini Identitasnya

Yainudin sehari-harinya bekerja sebagai tukang parkir di area Pasar Kembang. Kemungkinan Yainudin tewas saat tengah tertidur.

Kawasan Pasar Kembang atau Sarkem di Yogyakarta kebakaran, Rabu (2/10/2019). Kebakaran berasal dari terbakarnya gudang kayu di sana.

Informasi yang didapat di lapangan, kebakaran itu terjadi pukul 10.30 WIB. Kini api sudah dipadamkan.

Kebakaran sempat membuat heboh warga setempat karena lokasi kebakaran ada di tengah pemukiman. Sampai kini belum ada pihak yang berwewenang menjelaskan musabab kebakaran gudang kayu itu hingga tewaskan 1 orang.

Korban tewas kebakaran Sarkem dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta.

Baca Juga: Gudang Kayu di Sarkem Kebakaran, Ini Sejarah Singkat Pasar Kembang

Sarkem dikenal sebagai tempat lokalisasi yang berada di Yogyakarta. Tempat ini terleteak di gang-gang sempit di belakang gedung pemerintahan menuju pinggiran rel kereta api barat Stasiun Tugu.

Biasanya para PSK lokal yang berada disini berasal dari daerah Parangkusumo, Parangtritis dan Bantul.

Sedangkan kebanyakan PSK berasal dari luar Yogyakarta, ada yang berasal dari Temanggung, Semarang, Kudus, Pati, Purwodadi, Rembang, Kendal, Nganjuk, bahkan Jawa Timur dan Kalimantan. Begitu juga dengan induk semang alias mucikarinya, mereka datang dari Kudus, Magelang, Surabaya dan Bandung.

Load More