SuaraJogja.id - Juru bicara Prabowo Subianto Dahnil Anzar Simanjutak menyesalkan keputusan pimpinan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menolak kuliah umum Ustaz Abdul Somad.
Menurut Dahnil melalui jejaring Twitter pribadinya, keputusan tersebut menujukkan sikap anti diversity alias tidak menghormati keberagaman.
Mestinya civitas akademika UGM bertindak menolak keputusan tersebut, karena bila didiamkan justru menghilangkan otoritas moral warga kampus yang dikenal sebagai kaum berpendidikan.
"Saya sesalkan bila Civitas Akademika, para fakulti berdiam diri terhadap laku pimpinan UGM yang anti diversity, berlaku bak rezim politik terkait pelarangan terkait pelarangan terhadap Ustaz Abdul Somad. Saya berasumsi seluruh Civitas Akademika dan Fakulti di UGM kehilangan otoritas moral sebagai intelektual," cuit Dahnil Anzar, Rabu (9/10/2019).
Baca Juga: UGM Tolak Mentah-mentah Ustaz Abdul Somad Beri Kuliah di Masjid Kampus
Lebih lanjut, Dahnil menyebut universitas selayaknya dijadikan sebagai ruang yang mempersatukan seluruh pemikiran dan gagasan, bukan tempat untuk bertindak represif.
Di akhir pernyataannya, Dahnil yang notabene seorang akademisi pun mengaku malu dan kembali menyesalkan keputusan UGM.
"Terus terang sebagai salah satu orang yang hidup di kampus, tumbuh berkembang sebagai dosen dan peneliti, saya malu melihat laku anti pemikiran yang ditunjukkan oleh Pimpinan UGM terkait pelarangan terhadap Ustadz Abdul Somad, dan tentu juga sesalkan bila insan cendikia di sana diam terhadap laku tersebut," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Keraton Yogyakarta tidak membolehkan UAS dan Muslim United untuk memanfaatkan Masjid Gede Kauman sebagai lokasi ceramah, sehigga santer tersiar acara dipindah ke masjid kampus UGM.
Namun, UGM ternyata juga menolak masjid miliknya digunakan oleh UAS untuk memberikan kuliah. Kepala Humas dan Protokol UGM Iva Ariani membenarkan pelarangan pengunaan masjid UGM untuk UAS.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Defisit, PKMK FK-KMK UGM: Pemda Harus Ikut Bertanggung Jawab
"Berkaitan acara yang rencananya diselenggarakan tanggal 12 Oktober 2019, maka pimpinan universitas meminta agar acara tersebut dibatalkan," ujar Iva, Rabu (9/10/2019).
Menurut Iva, pelarangan tersebut dilakukan untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan nonakademik dengan jati diri UGM. Kegiatan yang menampilkan UAS sebagai pembicara dimungkinkan tidak selaras dengan jati diri UGM.
"Iya tidak sesuai keterkaitan acara dan pembicaranya," ujarnya.
Rektorat, lanjut Iva, sudah memproses surat pelarangan kegiatan kepada takmir Masjid UGM. Dengan demikian, UAS dipastikan tidak akan bisa memberikan kuliah di Masjid UGM bertema Integrasi Islam dengan IPTEK: Pondasi Kemajuan Bangsa, Sabtu 12 Oktober 2019.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip