SuaraJogja.id - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menyediakan interpreter dalam acara Inclusive Festival atau InFest 2019 di Yogyakarta.
Menurut pantauan SuaraJogja.id, Sabtu (12/10/2019), terdapat dua perempuan yang menjadi interpreter untuk para teman tuli dalam talkshow "Yang Muda Yang Bicara".
Kepala Subbagian Layanan Informasi DJPPR Hadi Surono mengatakan, dihadirkannya interpreter itu untuk membantu para teman tuli yang berminat dengan kegiatan diskusi soal melek ekonomi ini.
Ia mengatakan, ketika pendaftaran mulai dibuka, acara yang diadakan secara gratis ini mendapat cukup banyak peminat dari kalangan teman tulis.
"Ini benar-benar inklusif, tidak membeda-bedakan. Sebenarnya tidak mengarahkan ke teman-teman difabel, tetapi ketika kami buka registrasi, ternyata ada juga teman-teman yang menanyakan untuk difabel, kira-kira bisa enggak," ujar Hadi kepada awak media di Peacumber Coffee Shop, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu.
"Silakan datang. Makanya kita sediakan intepreter untuk teman-teman karena kita ingin benar-benar kegiatan ini bisa merangkul semua kalangan," lanjutnya.
Salah satu pembicara dalam gelar wicara, Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting, juga berjanji akan memberikan akses lebih mudah bagi para teman tuli yang membutuhkan informasi tentang pembayaran pajak maupun pengajuan anggaran untuk memulai usaha ke pemerintah.
Hal tersebut ia sampaikan setelah Dafi, seorang teman tuli, dibantu interpreter, mengajukan pertanyaan di acara puncak InFest 2019 itu.
"Dengan kehadiran kami di sini, ini bisa menjadi masukan bagi kami untuk diskusi lebih lanjut, seberapa detailnya informasi untuk mengakses tata cara yang dimaksudkan tadi, sehingga nanti mungkin kami bisa mengusulkan informasi ini supaya teman-teman difabel bisa mengakses informasi yang lebih detail," ujar Loto.
Baca Juga: Pendeta Suarbudaya: Telinga Surya Anta Bernanah, Tuli Sementara
Partisipasi Dafi dalam gelar wicara itu didukung dan mendapat pujian dari Founder Papermoon Puppet Theatre, Maria Tri Sulistyani, yang juga hadir sebagai pembicara.
"Mau lo bayar pajak. Maksudnya, sebagai warga negara Indonesia, teman-teman ini ingin terlibat dalam pembangunan Indonesia. Tidak hanya masalah ingin mendapat akses mendapat dana, tetapi justru mereka berpikir "bagaimana saya bisa memberikan apa yang saya punya untuk negara,"" kata Maria.
"Ini menurut saya memang menjadi highlight untuk kita semua yang hadir hari ini," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Keren, Taman Bermain Khusus Bikin Anak Difabel Bisa Main dengan Aman
-
Ucapkan Selamat Ulang Tahun, Ketua BEM UGM Anggap Jogja Kota Perlawanan
-
Hari Jadi Yogyakarta, Tagar #HUT263Jogja Puncaki Trending Topic Twitter
-
Kebakaran Sarkem Disebut karena Korsleting, Warga Protes
-
Lintas Generasi dan Persatuan, Didi Kempot Hadir di Kustomfest 2019
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo
-
PSBS Biak 'Kuasai' Maguwoharjo, Pemkab Sleman Beri Lampu Hijau, Bagaimana Nasib PSIM?