SuaraJogja.id - Sembilan tahun lalu, yakni pada 2010, Yogyakarta dilanda rentetan peristiwa gunung berapi yang tak terlupakan -- erupsi Merapi.
Seorang jurnalis pendiri Earth Uncut TV, James Reynolds, pun mengenang peristiwa bersejarah tersebut.
Melalui Twitter, pria "pemburu badai" ini membagikan foto yang ia ambil dari kejadian di akhir Oktober 2010 itu.
Di foto tersebut kabut asap yang sangat tebal tampak membumbung begitu tinggi ke langit Yogyakarta. Suasana gelap pun menyelimuti daerah itu.
Baca Juga: Jalur Pendakian Gunung Merapi Ditutup, Ini 5 Wisata Alternatif di Sekitar
James Reynolds mengatakan, saat mengambil gambar yang ia unggah, dirinya tengah berada di sebuah desa yang dekat sekali dengan Gunung Merapi.
Ia menyebutkan, pemandangan kala itu sangat kacau, dan para penduduk desa panik, lari kocar-kacir menjauhi Merapi.
"Teringat saat ini 9 tahun yang lalu saya berada di desa kecil yang sungguh terlalu dekat dengan #Merapi #volcano di #Indonesia ketika gunung ini meledak di tengah malam," cuit pengguna akun resmi Twitter @EarthUncutTV itu, Rabu (30/10/2019).
"Ini adalah pemandangan saat keadaan mulai kacau, penduduk desa berlarian, dll - kilat menyambar di mana-mana. Yogyakarta dilapisi abu tebal," lanjutnya.
Erupsi Gunung Merapi terjadi pada 26 Oktober 2010. Sejak akhir September tahun itu, telah terjadi aktivitas seismik di Gunung Merapi, sehingga statusnya dinaikkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta dari normal ke waspada pada 20 September.
Baca Juga: Merapi Meletus, Apakah Akan Sedahsyat Tahun 2010? Ini Analisa Mbah Rono
Keesokannya, di malam hari status berubah menjadi siaga, lalu awas pada 25 Oktober pagi, hingga erupsi terjadi pada 26 Oktober sekitar pukul 5 sore WIB.
Gunung berapi itu meletus dan menyemburkan awan panas serta material vulkanik, juga memuntahkan lava pijar hingga 28 Oktober.
Bencana ini menelan ratusan korban jiwa, termasuk Mas Penewu Surakso Hargo alias Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi.
Pria kelahiran Sleman ini ditemukan oleh tim SAR dalam kondisi tak bernyawa, dengan posisi bersujud dan berpakaian batik serta kain sarung.
Sejak saat itu, media dipenuhi berita tentang Mbah Maridjan, yang sebelumnya telah diangkat Sri Sultan Hamengkubuwana IX sebagai abdi dalem Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan diberi nama Raden Ngabehi Surakso Hargo.
Ia disebut-sebut memiliki ikatan spiritualitas yang kuat dengan gunung yang ia jaga itu.
Berita Terkait
-
Tradisi Sadranan di Boyolali: Jaga Kerukunan Jelang Ramadan
-
Pelaku Penusukan Sandy Permana Bukan Tetangga yang Ramah Menurut Warga
-
Sandy Permana Ditusuk, Warga Ungkap Kebiasaan Korban Sebelum Kejadian
-
Tanpa Kejanggalan, Keseharian Sandy Permana Sebelum Tewas Ditusuk Diungkap Orang Dekat
-
Sebelum Tewas Ditusuk, Sandy Permana Sempat Tegur Pelaku Gara-gara Kebiasaan Mabuk
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan