Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 16 Oktober 2019 | 13:26 WIB
Mantan Kepala Badan Geologi Surono dan Menteri ESDM Sudirman Said, Kamis (6/8/2015) [suara.com/Wita Ayodhyaputri]

SuaraJogja.id - Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono atau akrab disapa Mbah Rono mengatakan dalam waktu dekat letusan Gunung Merapi tidak akan sedahsyat di tahun 2010 atau juga 2006 silam.

Di sela kunjungan bersama Dewan Riset Nasional di Klaten beberapa hari lalu, Mbah Rono mengemukakan, harus bersabar jika ingin melihat Merapi meletus seperti tahun 2010, bahkan harus sabar menunggu 100 tahun lagi.

Namun demikian, Mbah Rono tetap mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu terlalu emosi untuk mendekat ke kawah.

“Anda harus bersabar kalau pingin lihat Merpai seperti tahun 2010. Kalau kepingin sekali mungkin harus menunggu 100 tahun lagi, anak cucu kalian yang akan lihat. Seperti 2006 saja masih jauh,” kata Mbah Rono.

Baca Juga: Merapi Meletus, Penerbangan ke Yogyakarta Diminta Waspada

Menurut Mbah Rono, jika sekarang ada awan panas, walaupun kecil dengan jangkauan yang jauh, karena sudah seperti jalan tol yang dibuat saat letusan 2010. Ia berharap, tidak ada awan panas yang besar.

“Jangan terlalu emosi mendekat ke kawah, dan radius aman 2 kilometer dari puncak. Tak ada sesuatu yang perlu dihebohkan. Tidak perlu terlalu berlebihan ditanggapi. Kita punya 127 gunung api aktif, terbanyak di dunia, masa kita harus panik, justru kita menjadi contoh, guru bagi negara-negara yang punya gunung api,” jelas Mbah Rono.

Lebih lanjut Mbah Rono menjelaskan, peristiwa alam tidak harus sama dengan masa lalunya. Akhir dari suatu peristiwa alam khususnya letusan Gunung Merapi bergantung proses saat sekarang, tidak harus sama dengan masa lalu. Merapi hampir seperti kehilangan tenaga setelah tahun 2010 meletus dahsyat. Wajar jika Merapi membutuhkan tenaga yang mencukupi, yang normal seperti dulu.

“Kalau normal bisa meletus dua tahunan atau empat tahunan, sekarang dari 2010-2018 suah lewat hampir sembilan tahun, hanya ada erupsi. Itu bagus, artinya tidak ada akumulasi energi yang cukup besar untuk tiba-tiba meletus. Mudah-mudahan akan seperti ini terus, “ tambah Mbah Rono pula.

Dijelaskan pula, Merapi meletus 2010 tidak menggunakan karakter asli Merapi, melainkan dengan letusan dahsyat yang tegak lurus hampir 25 km tingginya.

Baca Juga: Aplikasi Mitigasi Bencana Merapi Diresmikan, Tapi Sinyal Ponsel Masih Susah

Load More