SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Sleman wajibkan pengemudi Jip Lava Tour Merapi untuk mengunduh aplikasi 'Jarak Aku dan Merapi'. Aplikasi tersebut berfungsi sebagai penanda, untuk mengetahui perubahan status kegunungapian di Gunung Merapi.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih menjelaskan, ketika ada peningkatan status atau ada bahaya, ponsel yang sudah memiliki aplikasi 'Jarak Aku dan Merapi' akan bergetar.
"Itu tandanya harus cepat-cepat evakuasi, wisatawan naik jip dan turun untuk mengamankan," katanya di Rumah Seni Kustiyah Edhie Sunarso di Mlati, Sleman, Yogyakarta pada Selasa (15/10/2019).
Menurutnya, aplikasi ini wajib diunduh oleh para pengemudi jip Merapi, karena mereka sering mengantar wisatawan hingga ke lokasi kawasan rawan bencana (KRB) 3.
Ia menambahkan, wilayah KRB 3 memang diperbolehkan untuk wisatawan minat khusus, seperti jelajah alam Jip Lava Tour Merapi. Asalkan tetap memerhatikan peningkatan status Merapi.
"Namun tidak diperbolehkan dibangun bangunan permanen," kata dia.
Jarak Aku dan Merapi ini, merupakan fitur yang menjadi bagian dalam aplikasi mitigasi bencana yang dikembangkan oleh BPBD Sleman, bernama Lapor Bencana Sleman. Pengguna dapat mengunduhnya lewat Google Plays.
Aplikasi Lapor Bencana Sleman yang dilengkapi dengan fitur Jarak Aku dan Merapi sudah diwajibkan untuk diunduh oleh pengemudi jip wisata 'lava tour' Merapi, Yogyakarta. Bahkan, sedikitnya 800 pengemudi jip Merapi sudah diberi pelatihan untuk menggunakannya.
Namun, ternyata penggunaan aplikasi ini masih terkendala kualitas sinyal ponsel, terutama di kawasan Sleman Utara, area terdekat dengan Merapi.
Baca Juga: Hutan di Lereng Gunung Merapi Terbakar, Pemadaman akan Dilanjut Sabtu Pagi
Sudarningsih mengungkapkan lokasi di lereng Merapi sering minim sinyal. Agar penggunaan aplikasi yang sudah dikembangkan BPBD Sleman sejak Januari 2019 ini bisa optimal, jajarannya berkoordinasi dengan Diskominfo Sleman.
"Kami minta diperbaiki dan diperkuat sinyalnya. Sinyal di atas (kawasan Merapi) relatif susah," katanya.
Perbaikan sinyal diperlukan, agar meminimalisasi halangan penanganan wisatawan yang ada di lereng Merapi.
Bukan hanya pelatihan dan perbaikan sinyal, Dinas Pariwisata terus menekankan kepada pengemudi jip Merapi, agar mereka memahami kebencanaan dan Sapta Pesona.
"Mereka jadi punya wawasan juga kalau ada bencana harus begini," ujarnya.
Selama ini, informasi kebencanaan di kawasan wisata Merapi, masih berpedoman pada informasi BPPTKG dan BPBD. Bila rekomendasi dari dua lembaga tersebut menyatakan aman, maka Dinas Pariwisata akan merekomendasikan hal yang sama bagi pelaku wisata dan wisatawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
Terkini
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo
-
PSBS Biak 'Kuasai' Maguwoharjo, Pemkab Sleman Beri Lampu Hijau, Bagaimana Nasib PSIM?