SuaraJogja.id - Uang kebutuhan belanja warga kampung Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Ike Sulistyawati harus disunat gegara iuran BPJS Kesehatan akan naik tahun 2019 besok. Bukan hanya Ike, sejumlah pengguna fasilitas BPJS Kesehatan di Yogyakarta mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah dalam menaikkan iuran BPJS Kesehatan sebesar 100 persen.
Mereka harus memangkas uang keseharian seperti uang belanja untuk bisa melunasi iuran tersebut. Ike adalah karyawan swasta di toko busana Kota Yogyakarta. Perempuan 30 tahun itu bakal mendapat gaji lebih sedikit karena perusahaan otomatis memangkas pendapatan tiap bulannya.
"Saya ikut BPJS kan dibayar perusahaan, jadi gaji kita dipotong sama perusahaannya sendiri, sayang sekali. Itu juga berpengaruh sama kehidupan kami sehari-hari," kata Ike, saat ditemui di Puskesmas Umbulharjo I, Kota Yogyakarta, Senin (5/10/2019).
Ike yang menggunakan fasilitas perawatan kelas II, mengaku harus menghemat pendapatannya saat iuran tersebut diberlakukan. Ia mengatakan dalam sebulan pihaknya mendapat gaji sebesar Rp 2 juta. Jumlah tersebut belum dipotong iuran BPJS sebesar Rp 51 ribu.
Baca Juga: 9 Tahun Erupsi Merapi, Pendiri Earth Uncut TV Kenang Langit Yogyakarta
Jika iuran BPJS dinaikkan 100 persen, Ike hanya mendapat gaji sekitar Rp 1,9 juta karena, perusahaan bakal memangkas sebesar Rp 110 ribu untuk biaya jaminan kesehatan tersebut.
"Kenaikan itu teras berat mas, itu kan dinaikkan dua kali lipat ya, jadi lebih mahal dan pendapatan kita jadi makin kecil buat belanja sama kebutuhan yang lain."
Ike menjelaskan pekerjaan sehari-harinya harus melayani pembeli delapan jam per hari. Gaji yang dia terima belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dalam satu bulan.
"Kita kan kerja delapan jam per hari, gaji saat ini sebenarnya pas-pasan. Jika harus dipotong lagi, kebutuhan lain ikut terganggu nanti," keluhnya.
Menurut dia dampak dinaikkannya iuran BPJS yang bakal diterima cukup besar. Ia mengaku harus memangkas kebutuhan belanja dalam per bulannya.
Baca Juga: Pameran Sekaten 2019 Dibuka, Ini Saran Keraton Yogyakarta untuk Pengunjung
"Mau tidak mau uang belanja sama keinginan pribadi harus dipotong. Jadi harus berhemat lebih ekstra lagi," pungkasnya.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Klaim Bantuan Dana Rp 3,5 Juta dari BPJS Kesehatan
-
Cara BPJS Kesehatan Via DANA dan GoPay
-
Beri Kenyamanan bagi Masyarakat, BPJS Kesehatan Siapkan Layanan Gratis bagi Pemudik
-
Dirut BPJS Kesehatan: Mantan Pekerja Sritex Group Tetap Dapat Layanan JKN
-
Kekayaan Kepala BPJS Magelang Maya Susanti di LHKPN, Viral Disentil Nafa Urbach gegara Hal Ini
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan